Merdeka Mengajar

Bolehkah Setiap Sekolah Memiliki Alur Tujuan Pembelajaran yang Berbeda-beda?

Bolehkah setiap sekolah memiliki alur tujuan pembelajaran yang berbeda-beda?

Editor: Rizka Desri Yusfita
guru.kemdikbud.go.id
Bolehkah setiap sekolah memiliki alur tujuan pembelajaran yang berbeda-beda? 

TRIBUNPADANG.COM - Bolehkah setiap sekolah memiliki alur tujuan pembelajaran yang berbeda-beda?

Alternatif kunci jawaban:

Ya, setiap sekolah dapat memiliki alur tujuan pembelajaran (ATP) yang berbeda-beda. 

Dilansir dari https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian Tujuan Pembelajaran (TP) yang disusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran untuk murid dapat mencapai Capaian Pembelajaran tersebut. 

Dengan demikian setelah merumuskan TP, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). 

Pendidik dapat menggunakan ATP yang dapat diperoleh pendidik dengan: merancang sendiri berdasarkan CP, 
mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun 
menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.

Bagi pendidik yang merancang ATPnya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis dan logis dari awal hingga akhir fase. 

ATP juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.

Baca juga: Mengapa Guru Perlu Membaca Capaian Pembelajaran sebelum Melaksanakan Pembelajaran?

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);

2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;

3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;

4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;

5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);

6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved