Memilah Ikan di Tengah Jaring Penuh Sampah: Perjuangan Nelayan Elo Pukek di Padang

Nelayan Elo Pukek di Padang terus berjuang meski hasil tangkapan semakin minim.

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Para nelayan elo pukek saat memilah ikan di antara sampah yang terperangkap dalam jaring di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/8/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Nelayan Elo Pukek di Padang terus berjuang meski hasil tangkapan semakin minim.

Para nelayan yang biasanya mengandalkan jaring untuk menangkap ikan, justru mendapati jaring mereka dipenuhi sampah di kawasan pantai Jalan Purus Tepi Laut, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat.

Suasana ini tentu tidak diinginkan oleh para nelayan yang menangkap ikan di kawasan pantai dekat Tugu Elo Pukek.

Pada Rabu (21/8/2024) pagi, sekitar pukul 08.40 WIB, para nelayan Elo Pukek di Padang memulai aktivitas mereka menangkap ikan dengan cara tradisional atau dikenal dengan 'elo pukek' di kawasan bibir pantai.

Tentu dengan harapan memperoleh hasil tangkapan yang layak. Namun, bukan ikan yang mereka dapatkan, melainkan kumpulan sampah yang tersangkut di jaring.

Baca juga: Cuaca Panas, BPBD Sijunjung Imbau Warga Waspada Potensi Kebakaran: Jangan Bakar Sampah Sembarangan!

Para nelayan elo pukek saat memilah ikan di antara sampah yang terperangkap dalam jaring di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/8/2024).
Para nelayan elo pukek saat memilah ikan di antara sampah yang terperangkap dalam jaring di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/8/2024). (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Kegiatan ini, bukan pertama kalinya dilakukan oleh para nelayan saat cuaca cerah dan mendukung untuk menangkap ikan. Namun, disaat cuaca tidak bersahabat, nelayan elo pukek tidak menangkap ikan.

Kegiatan ini diawali dengan mempersiapkan pukek atau jaring yang dinaikkan ke atas perahu beserta dengan tali tambang plastik rafia ke atas perahu.

Selanjutnya sebanyak dua atau tiga orang nelayan naik ke perahu untuk menuju ke tengah. Setiba di tengah laut, secara perlahan nelayan menebar jaring dari atas perahu.

Barulah kembali ke pinggir laut, dan menarik secara bersama-sama tali tambang beserta jaring yang telah ditebar ke tengah laut.

Setelah menarik hingga memakan waktu 1 jam hingga lebih, tergantung berapa panjang tali dan jaring ditebar, barulah nelayan dapat melihat hasil tangkapannya.

Baca juga: Pemko Payakumbuh Kelola Sampah, Jadi Barang yang Bernilai Ekonomi

Proses penarikan dilaksanakan secara bersama atau berkelompok, sehingga tidak bisa dilaksanakan hanya beberapa orang.

Namun, setiba jaring di tepi pantai, banyak sampah yang masuk ke dalam jaring yang telah ditebar oleh nelayan. Akhirnya, para nelayan memilah ikan di antara sampah yang terbawa oleh jaring.

Majid salah satu dari kelompok nelayan tersebut mengatakan bahwa hasilnya hanya setengah baskom, akibat adanya sampah.

"Lihat itu, hanya sampah. Jadi ikannya kurang, malah banyak sampahnya," ujar Majid.

Ia menjelaskan, kondisi adanya sampah ini sudah berlangsung selama tiga hari, sehingga pendapatan nelayan jauh berkurang.

Baca juga: Mulai Besok, Buang Sampah Sembarangan di Padang Sumbar akan Didenda Rp5 Juta

"Ini baru pertama, ikannya terdiri dari patai-patai, maco, dan campuran ikan pinang-pinang," sebutnya.

Majid bersama dengan rekan nelayan lainnya akan kembali menebar jaring ke tengah laut untuk kedua kalinya, berharap mendapatkan ikan dalam jumlah yang lebih.

Senada, Samsir Sultan atau dikenal Bapak Kamek, menyebutkan kurangnya ikan pada saat ini akibat gelombang sedikit lebih tinggi daripada hari biasanya.

"Untuk gelombang sedikit besar daripada hari biasanya, ini sudah berlangsung selama satu minggu belakangan. Hal itu membuat ikan menjadi berkurang," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved