Opini Memahami Nuansa Makna di Balik Tutur Kata

Oleh Ike Revita, Penulis adalah Dosen Prodi Linguistik FIB Unand

Kata-kata adalah jembatan antara hati dan pikiran; memahami nuansanya adalah kunci untuk menjembatani kedua dunia itu – Ike Revita

SEBAGAI seseorang yang berkecimpung di dunia bahasa, saya sering terpikat oleh kekayaan dan kompleksitas bahasa Indonesia. Setiap kata dan kalimat memiliki makna dan nuansa yang tak terhitung jumlahnya.

Untuk memahami bahasa dari sudut pandang linguistik dan tata bahasa yang lebih mendalam, kita dapat melihat berbagai aspek kehidupan manusia.

Linguistik, ilmu yang mempelajari bahasa, memberi kita perspektif (Revitam 2024) untuk melihat bagaimana bahasa tersusun, digunakan, dan berdampak pada cara kita berpikir dan berperilaku.

Linguistik membantu kita memahami berbagai fenomena menarik (Revita, 2008) saat berbicara atau berbicara, seperti variasi bahasa. Bahasa Indonesia, seperti halnya bahasa-bahasa lain di seluruh dunia, memiliki banyak variasi. Dialek, aksen, dan gaya bahasa yang berbeda mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah negara. Memahami variasi bahasa membantu kita memahami identitas dan keragaman masyarakat.

Hal lainnya adalah Pragmatik (Revitam 2014). Bahasa adalah tentang struktur dan makna kata serta bagaimana bahasa digunakan dalam konteks tertentu. Pragmatik mempelajari bagaimana penutur menggunakan bahasa untuk tujuan tertentu, seperti bercanda, meyakinkan, atau mengajar.

Dalam kajian bahasa juga ditelaah Wacana.  Wacana memiliki struktur dan maknanya sendiri, seperti kalimat. Mempelajari wacana membantu kita memahami bagaimana informasi disusun dan diinterpretasikan dalam teks, baik lisan maupun tertulis.

Pengetahuan tentang makna kata dan kalimat dikenal sebagai Semantik. Memahami semantik membantu kita menafsirkan pesan dengan benar dan mencegah kesalahpahaman.