Citizen Journalism

Bahasa Gaul Memang Keren: Evolusi Linguistik yang Kreatif, Adaptif, tapi Bukan Ancaman

Bahasa gaul adalah cermin dari kreativitas dan dinamika generasi muda, yang menjembatani ekspresi

Editor: Emil Mahmud
Tribunpekanbaru.com
Ilustrasi: Kumpulan bahasa gaul 

Oleh  Ike Revita Penulis adalah Dosen Prodi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand)

 

Bahasa gaul adalah cermin dari kreativitas dan dinamika generasi muda, yang menjembatani ekspresi diri dengan perkembangan zaman- Ike Revita

 

BAHASA gaul, yang sering disebut sebagai slang dalam bahasa Inggris, adalah fenomena linguistik yang menarik.

 

Bahasa gaul di Indonesia menunjukkan kreativitas, identitas, dan dinamika sosial generasi muda. Fenomena ini menjadi tren dan memengaruhi budaya dan komunikasi sehari-hari.

 

Kehadiran bahasa gaul memberikan ruang bagi generasi muda untuk menonjolkan identitas dan keunikan mereka.

 

Misalnya, menggunakan kata gue dan elo daripada kata ‘saya’ dan kamu menimbulkan kesan yang lebih santai dan akrab. Hal ini membuat mitra tutur yang terlibat merasa diterima.

 

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Revita (2024) bahwa kenyamanan mitra tutur saat terlibat dalam sebuah percakapan merupakan indikator dari terselamatkannya muka mereka.

 

Adanya bahasa gaul juga memungkinkan orang untuk menunjukkan bahwa mereka bagian dari komunitas atau kelompok trf tentu.

 

Frase atau kata-kata tertentu seringkali hanya dipahami oleh anggota kelompok tertentu, yang membuat bahasa menjadi semacam kode eksklusif yang memperkuat hubungan sosial di antara mereka.

 

Dalam sebuah artikelnya, Revita (2022) menyebutkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang disamapiakn adalah refleksi dari suatu paguyuban. Dengan demikian, bahasa gaul dapat menjadi penciri (Revita, 2024a) dari kelompok penggunanya.

 

Penciptaan bahasa gaul adalah salah satu aspek paling menarik dari bahasa gaul. Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka dengan cara yang unik dan segar, generasi mudasering kali mengubah kata-kata yang ada atau membuat kata-kata baru.

 

Misalnya, kata baper yang merupakan akronim dari bawa perasaan digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlalu emosional atau mudah tersinggung.

 

Penggunaan akronim, singkatan, dan permainan kata lainnya dalam bahasa gaul menunjukkan betapa dinamis dan fleksibelnya bahasa (Revita, 2018) tersebut. Kata-kata baru sering kali diciptakan dan disebarluaskan dengan cepat di media sosial, menunjukkan betapa fleksibel dan responsifnya generasi muda terhadap perubahan zaman dan teknologi.

 

Media sosial sangat penting untuk menyebarkan bahasa gaul. Sistem seperti Twitter, Instagram, dan TikTok memungkinkan pengguna berbagi dan mengadopsi konten baru dengan cepat.

 

Banyak orang mengadopsi konten viral yang sering berisi bahasa gaul.
Fenomena ini menunjukkan kekuatan media sosial dalam membentuk dan menyebarkan bahasa dan budaya populer lainnya.

 

Media sosial bukan hanya tempat untuk berkomunikasi, tetapi juga tempat di mana istilah-istilah baru muncul dan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari.

 

Bahasa gaul juga menunjukkan perubahan sosial dan zaman. Istilah gaul sering menunjukkan masalah sosial, budaya populer, dan tren terjadi.

 

Sebagai contoh, kata santuy, yang berasal dari kata ‘santai’, menggambarkan cara hidup yang lebih santai dan tidak terburu-buru.

 

Selain itu, perubahan dalam bahasa gaul dapat menunjukkan perubahan nilai-nilai sosial. Misalnya, dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental, istilah-istilah baru seperti ‘perawatan diri’ dan ‘pengobatan’ muncul.

 

Hadirnya bahasa gaul pada umumnya diterima, tetapi kadang-kadang ada juga yang mengkritiknya. Beberapa orang percaya bahwa bahasa gaul dapat merusak bahasa baku dan menurunkan kualitas komunikasi.

 

Namun, penting untuk diingat bahwa bahasa adalah fenomena yang hidup dan berkembang. Bahasa gaul harus dilihat sebagai salah satu evolusi linguistik yang menunjukkan kreativitas dan adaptasi sosial, bukan sebagai ancaman terhadap bahasa baku.

 

Bahasa gaul apat mencerminkan kebudayaan (Revita, 2023). Bahasa gaul mencerminkan kreativitas, dinamika, dan identitas generasi muda. Cara mereka berinteraksi dengan dunia, mengekspresikan diri, dan membentuk komunitas juga menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penerima pasif dari budaya tetapi juga pencipta aktif yang terus berkontribusi pada perkembangan budaya itu sendiri.
Memahami dan menghargai bahasa gaul membantu kita memahami identitas generasi muda dan peran bahasa dalam kehidupan masyarakat. Bahasa gaul bukan musuh. Dia adalah bagian dari evolusi zaman.
Mari kita jaga dan lestarikan bahasa Indonesia dengan segala coraknya, termasuk bahasa gaul. Bahasa gaul bukan ancaman. Ini adalah bukti bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat dinamis, bahasa yang tak terpisahkan dari perkembangan zaman. Memahami dan menghargai bahasa gaul membantu kita memahami siapa generasi muda dan bagaimana bahasa membentuk masyarakat.
Bahasa gaul bukan hanya kosa kata yang lucu, tetapi itu juga menggambarkan perjalanan dan dinamika sosial dari sebuah generasi. Tidak peduli apa yang orang katakan, bahasa gaul akan tetap menjadi bagian penting dari budaya dan lanskap linguistik, menunjukkan semangat dan kreativitas tanpa batas dari mereka yang menggunakannya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved