Citizen Journalism

Opini Perjuangan Buruh: Terukir dalam Sejarah & Tercermin dalam Bahasa

TANGGAL 1 Mei adalah Hari Buruh Internasional, tetapi tidak hanya itu, di balik gelombang demonstrasi

Editor: Emil Mahmud
Tribunnews.com
Ilustrasi:1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh. 

Oleh Ike Revita,Penulis adalah Dosen Prodi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand)


Sejarah merajut perjuangan buruh dalam setiap jahitan kata, mengukir keberanian dan keteguhan dalam bahasa yang menyuarakan hak-hak yang terabaikan-Ike Revita

 

TANGGAL 1 Mei adalah Hari Buruh Internasional, tetapi tidak hanya itu, di balik gelombang demonstrasi dan tuntutan hak, terukir kisah panjang perjuangan kaum buruh yang penuh pengorbanan dan keringat. Sejarah mencatat perjuangan ini, dan bahasa yang mereka gunakan untuk berbicara tentangnya juga.

 

Bahasa buruh, yang biasanya dikaitkan dengan bahasa gaul dan slang, lebih dari sekedar kumpulan kata. Di balik kata-kata yang indah dan penuh arti ada cerita tentang perjuangan, kerja sama, dan keinginan untuk mengubah kehidupan.

 

Bahasa buruh berasal dari kebutuhan untuk berkomunikasi dan bersaudara dengan karyawan. Di masa lalu, orang yang bekerja di pabrik dan pertambangan seringkali menggunakan bahasa resmi, yang seringkali tidak dipahami atau tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari.

 

Bahasa buruh juga berfungsi sebagai alat komunikasi alternatif, yang memungkinkan mereka untuk saling menguatkan dan melawan penindasan.
Misalnya, istilah ‘buruh’ memiliki sejarah yang panjang. Ini adalah istilah yang telah digunakan sebelumnya untuk menggambarkan budak atau budak belian.

 

Namun, para pekerja mulai menggunakan kata ini seiring waktu untuk menunjukkan identitas dan persatuan mereka. Bahasa lain, seperti kongko-kongko yang berarti berkumpul’, atau cabut, yang berarti pulang.
Bahasa yang digunakan oleh para pekerja juga berkembang seiring waktu.

 

Di era komputer dan internet saat ini, bahasa gaul dan slang yang digunakan oleh karyawan semakin beragam dan kreatif. Kata-kata seperti gue dan gue-lo bukan hanya menunjukkan rasa akrab, tetapi juga menjadi identitas dan ciri khas komunitas buruh kontemporer.

 

Bahasa ini dibentuk oleh budaya pop dan media sosial. Beberapa istilah baru yang muncul, seperti overtime (lembur), deadline (batas waktu), dan HRD (singkatan yang berarti departemen sumber daya manusia), mencerminkan kehidupan buruh di era digital.
Mempelajari bahasa buruh tidak hanya memberi banyak kosa kata baru, tetapi juga memberi pemahaman yang lebih baik tentang budaya dan perjuangan para buruh.

 

Mempelajari bahasa ini memungkinkan kita melihat dunia dari sudut pandang para buruh, memahami beban dan pengorbanan mereka, dan merasakan hubungan solidaritas yang mereka miliki satu sama lain.

 

Dengan memahami bahasa buruh, kita dapat lebih menghargai kontribusi mereka untuk pembangunan negara dan memahami akar masalah dan kesulitan yang dihadapi para buruh, sehingga kita dapat mendukung perjuangan mereka untuk kehidupan yang lebih adil dan sejahtera.

 

Bahasa buruh adalah representasi dari sejarah, budaya, dan keinginan mereka untuk meningkatkan kualitas hidup.

 

Memahami bahasa buruh memungkinkan kita untuk memahami dunia mereka dan membantu kita berkomunikasi dan bersatu lebih baik. Perjuangan buruh mencakup tuntutan dan hak serta identitas dan bahasa.

 

Karena sering dikaitkan dengan bahasa gaul dan slang, bahasa buruh sering dipandang sebelah mata. Sebagian besar orang menganggapnya tidak resmi, tidak baku, dan bahkan dianggap sebagai sok tahu.

 

Ada banyak alasan untuk mempelajari bahasa kerja, di balik stigma ini. Di antaranya adalah memahami perjuangan buruh dan budaya. Bahasa kerja bukan hanya kosa kata.

 

Di balik kata-kata yang indah dan penuh arti ada cerita tentang perjuangan, kerja sama, dan keinginan untuk mengubah kehidupan.

 

Mempelajari bahasa buruh memungkinkan kita melihat dunia dari sudut pandang para pekerja, memahami perjuangan dan pengorbanan mereka, dan merasakan ikatan solidaritas mereka satu sama lain.

 

Mempelajari Bahasa Buruh dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi. Dengan memahami bahasa buruh, kita dapat lebih memahami kebutuhan, keinginan, dan kesulitan yang dihadapi oleh para pekerja.

 

Memahami Bahasa Buruh membuat kita dapat memperbaiki pemahaman dan wawasan. Bahasa buruh mencerminkan sejarah, budaya, dan keinginan mereka untuk meningkatkan kualitas hidup. Mempelajarinya berarti meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia. Kita dapat mempelajari nilai-nilai budaya mereka, pandangan mereka tentang dunia, dan cara mereka memperjuangkan hak-hak mereka.
Memahami Bahasa Buruh dapat menjadi salah satu wujud untuk membangun kerjasama dengan pekerja dan pejuang ekonomi.

 

Dengan memahami bahasa buruh memungkinkan kita untuk lebih memahami akar masalah dan tantangan yang dihadapi para buruh.

 

Dengan memahami bahasa buruh, kita dapat dengan lebih baik mendukung perjuangan para buruh, menyumbangkan suara kita, membantu mereka dalam advokasi, dan mendukung kebijakan yang lebih adil dan sejahtera bagi para buruh.

 

Ketika Bahasa Buruh kita pahami atau ketahui, kita secara tidak langsung sudah menjaga keanekaragaman budaya.

 

Salah satu budaya berbahasa negara kita adalah bahasa buruh. Mempelajarinya membantu menumbuhkan rasa persatuan di antara kelompok masyarakat yang berbeda dan meningkatkan rasa menghargai kekayaan budaya.

 

Bahasa buruh adalah bahasa persatuan, perjuangan, dan harapan. Mari kita belajar bahasa ini agar kita dapat lebih memahami dunia dan mendukung perjuangan buruh untuk mencapai masa depan yang lebih baik.(*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved