Wisata Kepri

Wisata Religi Ramadan: Festival Lampu Colok Jaga Tradisi Agama & Semangat Kebersamaan di Kepri

Festival lampu colok mampu menjaga kelestarian tradisi dan pertahankan nilai-nilai agamis, gotong royong dan semangat kebersamaan.

Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
IST
Festival Lampu Colok di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

FESTIVAL Lampu Colok merupakan tradisi masyarakat Melayu yang berada di kabupaten berjuluk 'Bumi Berazam' secara turun-temurun dalam menyambut Idul Fitri setiap tahunnya.

Lampu colok yang terbuat dari ribuan kaleng minuman bekas berbagai merk seolah di sulap menghiasi malam Tujuh Likur di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Ornamen yang kokoh berbahan kayu dirakit menyerupai menara yang dimaknai dengan konsep maupun nuansa bertajuk Islami.

Lampu Colok Malam Tukuh Likur di Parit Rempak, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Lampu Colok Malam Tukuh Likur di Parit Rempak, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. (IST)

Dalam proses pengerjaannya, tentu memerlukan keompakan para pemuda-pemudi di setiap RT, RW, kelompok desa atau kelurahan hingga antar kecamatan.

Ribuan lampu colok yang diberikan sumbu dan berisi minyak tanah itu dipasang secara menggantung menyerupai konsep bangunan atau menara.

Namun, saat ini dengan langka dan mahalnya minyak tanah.

Baca juga: Didasari Dua Pondasi Regulasi, Tentukan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata di Kepri

Kini lampu colok yang terpasang sedikit berbeda yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.

Mengulas sedikit tradisi lampu colok dulunya hanya digunakan sebagai penerangan jalan-jalan perkampungan, mulai dari perkarangan atau halaman rumah hingga menuju masjid.

Namun dengan perkembangan zaman didukung oleh kreatifitas masyarakat sejak tahun 1980an hingga saat ini.

Lampu colok dibentuk menyerupai bangunan atau menara yang kokoh dan megah menghiasi setiap sudut persimpangan jalan.

Bahkan lampu colok tersebut secara serentak dipasang atau dihidupkan setiap malam tujuh likur atau atau malam 27 hingga malam takbir berkumandang.

Apalagi saat ini tradisi lampu colok sudah sangat luar biasa disambut oleh seluruh masyarakat Kabupaten Karimun.

Wakil Bupati Karimun, H Anwar Hasyim foto bersama FKPD di depan salah satu lampu colok di Kelurahan Lubuk Semut, Kecamatan Karimun, Jumat (31/5/2019) malam (TRIBUNBATAM.id.Rachta Yahya).
Wakil Bupati Karimun, H Anwar Hasyim foto bersama FKPD di depan salah satu lampu colok di Kelurahan Lubuk Semut, Kecamatan Karimun, Jumat (31/5/2019) malam (TRIBUNBATAM.id.Rachta Yahya). (IST)

Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun melalui Dinas Pariwisata juga ikut mendukung dengan menggelar festival lampu colok agar pelestarian tradisi tetap terjaga.

Dalam tradisi turun temurun lampu colok juga mengandung nilai-nilai dan makna lain, yaitu nilai agamis, gotong royong dan semangat kebersamaan.

Tanpa ada semangat gotong royong dan semangat kebersamaan, tidak mungkin bangunan menyerupai menara lampu colok dengan berbagai model dapat tegak kokoh.

 

Baca juga: Sensasi Liburan Terindah di Kepri, Yuk Simak Kalendar Pariwisata Dengan Event Meriah di Tahun 2024

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri, Guntur Sakti meminta Dinas Pariwisata Karimun untuk dapat mengembangkan destinasi wisata pantai dan heritage di Kabupaten Karimun.

Sesuai dengan Perpres Nomor 1 tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2024.

"Sesuai dengan peraturan itu, Karimun dikhususkan pengembangan wisata pantai dan perkuatan wisata heritage atau kebudayaan," kata Guntur Sakti.

Guntur Sakti menyebut, saat ini Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun menjadi empat pintu masuk utama kunjungan wisman ke Kepri dengan target tiga juta di tahun 2024.

Dispar Kepri menargetkan tiga juta kunjungan wisman melalui empat pintu masuk. Batam 2,3 juta, Bintan 5 ratus, Karimun seratus dan Tanjungpinang seratus.

"Seperti kawasan kota lama, peninggalan sejarah dan kawasan pantai Sugie, Telunas, dan Pongkar," tambahnya.

Baca juga: Sejumlah Destinasi Wisata Memikat di Bintan Kepri, Pantai Hingga Resorts Jadi Andalan

Guntur Sakti menambahkan, saat ini pihaknya juga telah mengembangkan satu model penyelenggaraan kepariwisataan itu memang harus dilakukan koordinasi dan kolaborasi antara Provinsi Kepri dan Kabupaten Karimun.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) berjanji akan terus mendukung ivent pariwisata yang dibuat di Kabupaten Karimun.

Ia mengatakan, upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Karimun dalam membangkitkan perekonomian melalui sektor pariwisata sangat luar biasa.

Apalagi sudah banyak ivent yang dibuat. Seperti jelajah wisata, jajanan nusantara dan Car Free Day yang mendapat antusias dari masyarakat.

“Bahkan wisatawan mancanegara juga banyak yang datang. Berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat, khususnya bagi UMKM," kata Gubernur Ansar. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id/Yeni Hartati/Endra Kaputra.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved