Soal Dukungan di Pilpres, Anies: Mau Pilih yang Didukung Konglomerat atau yang Didukung Rakyat?

TRIBUNPADANG.COM - Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan melakukan kampanye akbar di Gor H Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Kamis (25/1/2024).

Mantan Gubernur DKI Djakarta itu sempat menyinggung beberapa hari yang lalu ada yang menyampaikan dari orang dalam kubu sebelah, bahwa kubu sebelah didukung oleh para konglomerat.

Ia menambahkan, masyarakat saat ini punya dua pilihan, mau pilih yang didukung konglomerat atau pilih yang didukung rakyat.

"Kita posternya, poster rakyat, datangnya ke sini ongkos sendiri, warna posternya beda-beda, gambarnya beda-beda karena bukan dikerjakan dengan uang dari Jakarta. Tapi dikerjakan dan uang keringat setiap orang yang bekerja untuk perubahan Indonesia," ujar Anies Baswedan.

Lanjutnya, jangan sampai negeri ini hanya memberikan manfaat pada yang besar saja.

Ia ingin yang kecil jadi besar, prinsipnya membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar.

"Menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat, itu namanya adil. Betul? jadi kita mau pilih yang didukung konglomerat atau yang didukung rakyat, yang dukung mana nomornya berapa angkat tangannya," ungkap Anies.

Baca juga: Singgung Harga-Harga Mahal saat Kampanye Akbar di Padang, Anies Baswedan: Mau Dilanjutkan?

Petugas Kebersihan Ikut Kampanye

Kampanye Akbar Anies Baswedan di parkiran GOR Haji Agus Salim Kota Padang tampak diikuti sejumlah kalangan termasuk petugas kebersihan , Kamis (25/1/2024)

Salah seorang petugas kebersihan honorer di Padang, Yumardi (55) mengaku sudah datang ke lokasi sejak pukul tujuh pagi.

Dengan membawa spanduk bertuliskan "perubahan", ia datang ke lokasi usai menyapu kawasan di Jalan Khatib Sulaiman.

Dibagian punggungnya juga tampak spanduk dukungan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu Anies- Muhaimin (Amin)

"Dari malam sudah direncanakan kesini, karena mendukung PKS dan Amin," kata Yumardi, Kamis (25/1/2024).

Yumardi mengaku bersemangat datang ke lokasi kampanye akbar agar nasibnya berubah.

Apalagi sudah enam tahun ia bekerja sebagai honorer di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemko Padang.