Triton, Alat Musik Tiup Khas Papua untuk Kumpulkan Warga, Juga Dipercaya untuk Pemanggil Hujan

Triton ialah salah satu alat musik tiup khas di Bumi Cendrawasih, Papua. Alat musik ini karib dijumpai di berbagai daerah di Papua. Alat musik ini ..

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Wahyu Bahar
Pengurus Sanggar Kreasi Mankobon di Kampung Sapokren Kabupaten Raja Ampat, Imelda Burdam memperlihatkan Triton yang merupakan alat musik tiup khas di Papua, Sabtu (13/1/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, RAJA AMPAT - Triton ialah salah satu alat musik tiup khas di Bumi Cendrawasih, Papua. Alat musik ini karib dijumpai di berbagai daerah di Papua.

Alat musik ini terbuat dari kerang atau cangkang siput besar yang ujungnya dilubangi. Dari lubang tersebut di pemain Triton meniup hingga menghasilkan bunyi.

Untuk diketahui, agar Triton menghasilkan bunyi perlu teknik meniup yang tepat. Cara meniupnya tidak semudah memproduksi nada dari pianika, hingga rekorder.

TribunPadang.com berkesempatan mengunjungi Kampung Sapokren di Distrik Waigeo Selatan Raja Ampat pekan lalu, di pertengahan Januari 2024.

Imelda Burdam, Pengurus Sanggar Kreasi Mankobon bilang Triton merupakan alat musik tiup untuk mengimbau dan mengumpulkan warga.

Dahulu, saat masa penjajahan, Triton ditiup untuk mengumpulkan warga saat perang.

Seorang panglima perang yang mengetahui musuh mulai memasuki wilayahnya mengimbau warga untuk berkumpul dan kemudian menghadangnya.

Pengurus Sanggar Kreasi Mankobon di Kampung Sapokren Kabupaten Raja Ampat
Pengurus Sanggar Kreasi Mankobon di Kampung Sapokren Kabupaten Raja Ampat, Imelda Burdam memegang Triton yang merupakan alat musik tiup khas di Papua, Sabtu (13/1/2024).

Baca juga: Mengenal Sinole, Makanan Khas Raja Ampat dari Olahan Sagu, Parutan Kelapa, dan Gula Aren

Imelda menuturkan, saat ini Triton difungsikan juga untuk mengumpulkan warga jelang beribadah. Triton ditiup oleh pemuka agama.

Triton kerap dimainkan saat upacara adat atau pernikahan. Alunan musik Triton juga disertai pukulan Tifa (gendang) untuk harmonisasi nada.

Harmonisasi bunyi itu, mengiringi tarian khas di Bumi Cenderawasih itu.

Alat musik ini diperdengarkan oleh warga saat TribunPadang.com mengunjungi di Sanggar Kreasi Mankobon.

Berselang sekitar 20 menit, hujan mengguyur wilayah setempat.

Adik kecil Imelda yang berusia delapan tahun, Dani Burdam bilang hujan mengguyur wilayah sekitar lantaran Triton baru saja ditiup.

Dani mengaku mengetahui hal tersebut dari orang tuanya.

Imelda yang merupakan Alumnus Jurusan Ekowisata Universitas Papua itu mengiyakan bahwa Triton dipercayai masyarakat sekitar sebagai pemanggil hujan.

Secara turun temurun, para orang tua mewarisi kepercayaan itu. "Kadang kalau musim kemarau melanda dalam waktu lama, Triton kerap ditiup masyarakat untuk pemanggil hujan," ujar Imelda, Sabtu (13/1/2024) sore.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved