Longsor di Lima Puluh Kota

Imbas Longsor di Pangkalan Lima Puluh Kota, Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Menurun

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menyebut adanya penurunan kunjungan wisatawan dari luar provinsi akibat longsor di Jalan Lin..

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Curah hujan yang tinggi di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, menyebabkan longsor di Kelok 17 Jalan Lintas Sumbar-Riau. Longsor ini terjadi pada Senin (25/12/2023) sekitar pukul 06.30 WIB. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menyebut adanya penurunan kunjungan wisatawan dari luar provinsi akibat longsor di Jalan Lintas Sumbar-Riau yang menututp akses Sumbar, Rabu (27/12/2023).

Sebelumnya terjadi longsor di puluhan titik Jalan Lintas Sumbar-Riau, tepatnya di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, pada Selasa (26/12/2023).

Akses jalan ini tidak dapat dilewati oleh masyarakat pada saat sedang cuti bersama Natal 2023. Biasanya, masyarakat banyak memanfaatkan momentum cuti bersama ini untuk berkunjung ke lokasi objek wisata yang ada di Sumbar.

"Untuk penurunan kunjungan wisatawan, sudah jelas pasti ada. Karena memang, jalur utama masuk ke Sumbar yang terganggu," kata Mahyeldi Ansharullah.

Mahyeldi mengatakan bahwa untuk wisatawan dari luar Provinsi Sumatera Barat khususnya dari Pekanbaru bisa diarahkan ke jalur yang lain.

Selain itu, Mahyeldi Ansharullah juga akan segera mengevaluasi perizinan tambang galian C yang terindikasi merusak lingkungan, sehingga memicu terjadinya bencana banjir dan longsor.

"Dari hasil observasi itu, tentu akan kita lakukan tindakan-tindakan seperti yang kemarin yang kita lakukan di Lubuk Alung yang saat ini sudah kita tutup dan melarang galian C disana," ujarnya.

Baca juga: Jalur Sumbar-Riau Masih Buka Tutup Pasca Longsor, Pengendara Disarankan cari Jalan Alternatif

Oleh karena itu, hal yang sama juga akan dilakukannya pada kasus yang lain, apalagi dinilai sudah membahayakan dan beresiko terhadap keselamatan masyarakat.

Mahyeldi berharap kepada Bupati yang daerahnya terjadi bencana longsor dan banjir untuk segera melakukan kajian serta evaluasi.

Saat ini, Mahyeldi menganggap hal yang lebih penting adalah bagaimana meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana. 

"Makanya kewaspadaan masyarakat di pegunungan, gunung Marapi kemudian juga di perbukitan dan bantaran sungai saya kira perlu ditingkatkan," pungkasnya.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved