329 Ribu Keluarga Berpotensi Stunting, BKKBN Sumbar Libatkan TPK untuk Percepatan Penanganan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terdapat 329 ribu keluarga berisiko stunting.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Koordinator Program Manager Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Sumbar Firdan Grita Sukma, Jumat (17/11/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terdapat 329 ribu keluarga berisiko stunting.

Koordinator Program Manager Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Sumbar Firdan Grita Sukma mengatakan keluarga berisiko stunting merupakan keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting.

Faktor risiko stunting terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, anak usia 0 -23 bulan, anak usia 24-59 bulan berasal dari keluarga miskin.

Lalu pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak. Menurut Fridan ini sekitar 50 persen dari jumlah keluarga sasaran program stunting

"Ada 329 ribuan, sementara jika berdasarkan tingkat kesejahteraan ada sekitar 100 ribuan," kata Fridan Grita Sukma, Jumat (17/11/2023).

Baca juga: Penyerahan Bantuan Tahap Akhir Stunting Disperkim Kota Solok di Kampung Jawa

Untuk percepatan penanganan stunting, Frida mengatakan dilakukan berbagai hal, dengan managerial sistem pengawasan kabupaten kota kerja, kemudian intervensi langsung sekali tiga bulan

Selanjutnya bekerja sama dengan Baznas karena termasuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), untuk membantu keluarga berisiko stunting, termasuk libatkan Tim pendamping keluarga (TPK)

"TPK dalam satu negeri minimal ada satu orang TPK yang akan melakukan pendampingan pada keluarga," katanya.

Menurutnya, TPK bertugas melakukan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.

Ia menambahkan TPK juga bertugas untuk memasak makanan berpotein tinggi, dengan produk lokal. Misalnya di wilayah Pesisir Selatan ada potensi ikan. Maka TPK memasak dan memastikan anak stunting mengkonsumsinya.

Baca juga: TribunPadang.com Bersama PT Telkom Salurkan Bantuan Telur di Padang, Program Semesta Cegah Stunting

"Yang masak TPK dan diantar ke rumah. Yang diberikan makanan lokal ini akan stunting dan balita yang kurang gizi selama tiga bulan berturut," ujarnya.

Untuk itu, Frida menambahkan, pengawasan TPK perlu dilakukan, dengan melibatkan pihak kecamatan dan pemerintah tingkat kota. Selain itu, setiap keluarga berisiko stunting harusnya mengetahui TPKnya. (*).

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved