Perundungan di Pasaman

Dugaan Perundungan di SMA 3 Sumbar Pasaman, Korban Trauma hingga Pindah Sekolah

Dugaan kasus bullying atau perundungan kembali mencoreng dunia pendidikan. Kali ini terjadi di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Seorang anak berus..

Penulis: Ahmad Romi | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa/Canva
Ilustrasi - Dugaan kasus bullying atau perundungan kembali mencoreng dunia pendidikan. Kali ini terjadi di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. 

TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN BARAT - Dugaan kasus bullying atau perundungan kembali mencoreng dunia pendidikan. Kali ini terjadi di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Seorang anak berusia 16 tahun yang merupakan pelajar di SMAN 3 Sumatera Barat menjadi korban penganiayaan oleh dua orang rekannya sesama pelajar.

Kepada TribunPadang.com, orang tua korban, Hikmal Siregar (44) mengatakan, kejadian itu terjadi pada tanggal 12 September 2023 lalu di asrama sekolah tersebut.

“Kejadiannya berawal dari anak saya ini bercerita ke temannya yang mengatakan pelaku tidak pandai bermain futsal, hanya sepatunya saja yang mahal, namun main tidak,” katanya.

Lebih lanjut ungkap Hikmal Siregel, ternyata cerita itu disampaikan oleh temannya tadi kepada pelaku, yang kemudian pelaku mungkin merasa tersinggung dan melaporkan hal itu kepada kakak senior yang kelas XII.

“Kemudian seniornya ini pun malah memberikan semacam persetujuan untuk melakukan penganiayaan kepada anak saya dengan mengatakan silakan tinju nanti malam, kalau dia melawan biar saya yang memukulnya,” ujarnya.

Akibat hal itu korban atas nama Mukhwan Khairiri (16) mengalami luka memar di sejumlah bagian tubuh seperti di kedua lengan, punggung dan juga rahang serta bagian kaki.

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Pelaku Perundungan Siswa SMP di Agam Tetap Sekolah Seperti Biasa

“Akibat hal ini anak saya seperti trauma, terkadang untuk pergi sekolah pun ia minta diantar karena merasa pelaku dan teman-temannya akan kembali mendatanginya,” ungkapnya.

Ditambahkan, bahwa keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polres Pasaman dan saat ini penanganan perkaranya dilimpahkan ke Polsek Lubuk Sikaping.

“Kita melapor pada tanggal 15 September 2023 dan sudah dua kali dipanggil oleh penyidik. Pertama kali dipanggil untuk diminta keterangan terkait kejadian dan kedua dipanggil untuk mediasi namun pihak pelaku tidak hadir,” tuturnya.

Ia juga menyesali sikap yang ditunjukkan oleh pihak sekolah, dimana pihak sekolah sejauh ini belum memberikan sanksi terhadap perbuatan para pelaku dan bahkan seolah tutup mata terhadap kasus ini.

“Kalau untuk anak saya sudah saya pindahkan ke SMA Panti, sedangkan pelaku masih tetap bersekolah di SMAN 3 Sumbar itu,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 3 Sumatera Barat, Firdaus kepada TribunPadang.com membantah bahwa sudah terjadi kasus bullying di sekolah tersebut.

Karena menurutnya itu hanya kasus perkelahian biasa antara sesama pelajar di asrama pada Selasa (12/9/2023) malam.

“Pada malam itu juga mereka sudah bermaaf-maafan dan hari Rabu (13/9/2023) pagi anak-anak ini sudah sekolah dan masuk lokal sampai hari kamisnya dan sudah tidak ada masalah,” sebutnya.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved