Pembunuhan di Jepang

Josi Korban Pembunuhan di Jepang Dimakamkan di Kuburan Kaum Padang Pariaman, Tak Jauh dari Rumah

Jenazah Josi Putri Cahyani, akan dimakamkan di kuburan kaum, Aur Malintang Selatan, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (19/10/2023).

Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Jenazah WNI korban pembunuhan di Jepang, Josi Putri Cahyani sampai di rumah duka di Aur Malintang Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (19/10/2023). 

TRIBUNPADANG.COM- Jenazah Josi Putri Cahyani, akan dimakamkan di kuburan kaum, Aur Malintang Selatan, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (19/10/2023).

Josi Putri Cahyani merupakan pelajar asal Padang Pariaman, yang menjadi korban pembunuhan di Jepang akhir Agustus 2023 lalu.

Jenazah WNI korban pembunuhan di Jepang, Josi Putri Cahyani sampai di rumah duka di Aur Malintang Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, sekira pukul 13.15 WIB, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: Dibungkus Peti, Jenazah Josi WNI Korban Pembunuhan di Jepang Tiba di Kampung Halaman Padang Pariaman

Jenazah Josi datang diiringi mobil patroli dan mobil keluarga saat sampai di lokasi.

Terlihat saat diturunkan jenazah sudah berada dalam peti dan terbungkus plastik.

Ada ratusan warga turut serta mengantar jenazah ke rumah duka, setelah diturunkan dari mobil ambulans.

Bersamaan dengan kedatangan jenazah, kondisi cuaca di kawasan tersebut turun hujan gerimis.

Jenazah dibawa di rumah duka sebelum dilanjutkan proses pemakaman di dekat rumah duka tersebut.

Ibu Josi Putri Cahyani, Dasmawati (40) mengatakan jenazah akan dimakamkan tak jauh dari rumah duka.

"Kami akan segera melakukan pemakaman di dekat rumah," terangnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Jenazah Josi WNI Korban Pembunuhan di Jepang Sampai di BIM Padang Pariaman

Sebelumnya, kabar tewasnya seorang pelajar asal Indonesia di Jepang ini sempat viral di media sosial.

Korban ditemukan meninggal dunia di daerah Gunma, Maebashi pada Selasa, 22 Agustus 2023

Warga Negara Indonesia (WNI) asal Padang Pariaman Josi Putri Cahyani (23) ternyata sedang menempuh sekolah bahasa di Jepang.

Dasmawati mengatakan anaknya berangkat ke Jepang setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan Penerbangan di Lubuk Alung tahun 2018 lalu.

Pasca lulus sekolah tersebut, Josi pergi ke Jakarta tempat ayahnya dan bekerja di sana beberapa waktu.

Setelahnya Josi mendaftar sekolah bahasa di OHM Studi Jepang yang berada di Bandung melalui jalur beasiswa.

"Waktu itu Josi lulus beasiswa, tapi hanya separuh, separuh lagi tetap ditanggung oleh keluarga," jelasnya.

Sekolah bahasa tersebut akan ditempuh Josi selama 4 tahun ke depan.

Ia berangkat ke Jepang pada bulan April 2023, ia berangkat dari Jakarta menuju Jepang.

Di sana ia tinggal di asrama sekolah di Kota Maebashi, Perfektur Gunma, Jepang.

Selama bersekolah, Josi juga bekerja sebanyak 26 jam sebulan. Supaya meningkatkan kemampuan bahasanya.

Hanya saja, jam kerja tersebut bertambah menjadi 36 jam. Josi bersama teman satu asramanya sempat menolak tapi pihak sekolah menetapkan aturan tersebut tidak boleh dilanggar.

"Kalau dilanggar mereka diancam untuk dideportasi kembali ke Indonesia," kata ibunya.

Sejak keberangkatan ke Jepang, terhitung Josi sudah memasuki bulan keempat menuntut ilmu di sana.

Pada Kamis (17/8/2023), Josi menyebut bahwa ia akan libur sekolah dan bekerja selama satu bulan ke depan.

"Itu komunikasi terakhir kami dengan Josi sebelum akhirnya ia ditemukan meninggal," jelasnya.

Sosok Warga Negara Indonesia (WNI) asal Padang Pariaman yang meninggal di Jepang, merupakan anak sulung yang cerdas dan mandiri.

WNI bernama Josi Putri Cahyani itu, lahir Februari 2001, sedangkan di KTP Februari 2000.

Usia itu dimanipulasi lantaran Josi sejak usia 5 tahun sudah mumpuni untuk duduk di bangku sekolah dasar, tapi usianya belum cukup.

Ibu Josi, Dasmawati (40) mengatakan sejak kecil Josi sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih dari teman sebayanya.

"Josi sekolahnya di Korong Lancang Nagari III Koto Aur Malintang Selatan," jelasnya.

Tamat SD, Josi melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Sungai Geringging dan SMA di sekolah pelayaran Batang Anai.

Hingga tamat SMA, Dasmawati mengaku Josi selalu mendapat nilai yang bagus dan termasuk murid berprestasi.

Hal itu juga terlihat setelah tamat SMA, ia berhasil memperoleh beasiswa untuk sekolah bahasa di Jepang.

"Josi kalau untuk belajar sangat antusias makanya kami selalu mendukungnya," jelas ibunya.

Selain cerdas Josi juga sosok yang mandiri, anak pertama dari dua bersaudara itu, sejak kelas 5 SD sudah tinggal bersama neneknya.

Ibu Josi bekerja di Malaysia dan ayahnya di Jakarta. Jauh dari orang tua tidak menyurutkan niat Josi, ia berhasil melewati tahun demi tahun bersama adiknya.

Bahkan tanpa ragu Josi memberanikan diri untuk menimba ilmu hingga ke negeri Jepang.

Meski akhirnya, baru empat bulan di Jepang Josi harus kehilangan nyawanya. Ia ditemukan meninggal di sebuah apartemen berjarak 3 Km dari asrama sekolahnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved