Memori Jalur "Mak Itam", dan Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah III Sumatera menggelar Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin
Kota itu dibangun dan dikembangkan oleh Belanda dari abad ke-19 sampai abad ke-20 dengan mempekerjakan penduduk lokal dan tahanan dari wilayah kekuasaan Belanda.
Sawahlunto yang dulunya adalah daerah
Memori Sejarah
Guna mengingat kembai memori sejarah kereta api sekaligus aktivasi Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto jalur kereta api, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III mengadakan Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Seminar membahas tentang Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Jalur Kereta Api.
Sawahlunto yang dulunya adalah daerah terpencil berhasil diubah Belanda menjadi kota industri. Usianya kini sudah lebih dari 100 tahun dan beberapa kali mengalami pergantian pengelola.Saat ini, pertambangan batu bara itu dikelola oleh PT Bukit Asam Tbk.
Tak hanya lubang tambang, Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto meliputi kawasan pertambangan, kota, fasilitas penyimpanan di pelabuhan Emmahaven dan jaringan kereta api yang terhubung dari tambang sampai ke pelabuhan. Semua berawal dari penetapan visi Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya pada 2001.
Atas dasar prakarsa itulah, Sawahlunto kemudian masuk Daftar Sementara Warisan Dunia (Tentative Lists) pada tahun 2015. Keberhasilan terdaftar sebagai daftar sementara kemudian diikuti proses nominasi, evaluasi, dan penetapan.
Pada Tahun 2018, Kota Sawahlunto diajukan dengan nama Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto hingga akhirnya diangkat menjadi Warisan Dunia yang dianggap memiliki nilai universal untuk dunia.
Sementara itu, Ketua Kurator WTBOS Edy Utama mengungkapkan jalur kereta api sangat berperan dalam sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Ia berharap semua jalur kereta api bisa saling menghidupi.
“Kami ingin hidupkan kembali Warisan Tambang Batubara dan bisa merespon keinginan Dirjen Kebudayaan. Jalur Kereta Api Padangpanjang-Sawahlunto mengangkut batubara dan biji kopi. Selain itu, Stasiun Padangpanjang memiliki pengaruh terhadap perkembangan kota,” ungkap Edy Utama.
Seorang mantan Masinis Kereta Api/Lokomotif Uap Rismal menceritakan kereta api mulai beroperasi di jalur Sumbar 1891 dan masih berbentuk lokomotif Uap. Kereta api memiliki berbagai nama sejak zaman Kolonialisme Belanda.
Rismal berharap seluruh pihak dapat mendukung dihidupkan kembali kereta api khususnya jalur Padangpanjang.
(TribunPadang.com/Emil Mahmudsyah)
23 Paket Sabu Disita dari 3 Pria di Simawang Tanah Datar, Pelaku Diringkus dalam Rumah Kosong |
![]() |
---|
Realisasi Pendapatan APBD Bukittinggi Padangpanjang Payakumbuh Masuk 10 Besar Tertinggi Nasional |
![]() |
---|
Identitas 3 Korban Bus ALS Terbalik di Padangpanjang Dirawat Intensif di RSUP Dr. M. Djamil Padang |
![]() |
---|
4 Jenazah Korban ALS Terbalik Dibawa ke Padang, Keluarga Bisa Cocokkan Data di Posko Ante Mortem |
![]() |
---|
Alasan 4 Jenazah Korban Bus ALS Terbalik di Padangpanjang Dibawa ke RS Bhayangkara Padang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.