Memori Jalur "Mak Itam", dan Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah III Sumatera menggelar Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin

|
Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/EMIL MAHMUDSYAH
Ilustrasi: Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Seminar membahas tentang Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Jalur Kereta Api, Selasa (10/9/2023) di Hotel Rangkayo Basa Kota Padangpanjang 

Kota itu dibangun dan dikembangkan oleh Belanda dari abad ke-19 sampai abad ke-20 dengan mempekerjakan penduduk lokal dan tahanan dari wilayah kekuasaan Belanda.
Sawahlunto yang dulunya adalah daerah

Memori Sejarah

Guna mengingat kembai memori sejarah kereta api sekaligus aktivasi Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto jalur kereta api, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III mengadakan Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Seminar membahas tentang Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Jalur Kereta Api.

 


Sawahlunto yang dulunya adalah daerah terpencil berhasil diubah Belanda menjadi kota industri. Usianya kini sudah lebih dari 100 tahun dan beberapa kali mengalami pergantian pengelola.Saat ini, pertambangan batu bara itu dikelola oleh PT Bukit Asam Tbk.

 

Tak hanya lubang tambang, Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto meliputi kawasan pertambangan, kota, fasilitas penyimpanan di pelabuhan Emmahaven dan jaringan kereta api yang terhubung dari tambang sampai ke pelabuhan. Semua berawal dari penetapan visi Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya pada 2001.

 

Atas dasar prakarsa itulah, Sawahlunto kemudian masuk Daftar Sementara Warisan Dunia (Tentative Lists) pada tahun 2015. Keberhasilan terdaftar sebagai daftar sementara kemudian diikuti proses nominasi, evaluasi, dan penetapan.

 

Pada Tahun 2018, Kota Sawahlunto diajukan dengan nama Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto hingga akhirnya diangkat menjadi Warisan Dunia yang dianggap memiliki nilai universal untuk dunia.

 

Sementara itu, Ketua Kurator WTBOS Edy Utama mengungkapkan jalur kereta api sangat berperan dalam sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Ia berharap semua jalur kereta api bisa saling menghidupi.

 

“Kami ingin hidupkan kembali Warisan Tambang Batubara dan bisa merespon keinginan Dirjen Kebudayaan. Jalur Kereta Api Padangpanjang-Sawahlunto mengangkut batubara dan biji kopi. Selain itu, Stasiun Padangpanjang memiliki pengaruh terhadap perkembangan kota,” ungkap Edy Utama.

 

Seorang mantan Masinis Kereta Api/Lokomotif Uap Rismal menceritakan kereta api mulai beroperasi di jalur Sumbar 1891 dan masih berbentuk lokomotif Uap. Kereta api memiliki berbagai nama sejak zaman Kolonialisme Belanda.

 

Rismal berharap seluruh pihak dapat mendukung dihidupkan kembali kereta api khususnya jalur Padangpanjang.

(TribunPadang.com/Emil Mahmudsyah)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved