Citizen Journalism

Opini: Bahasa Sebagai, Arsitek Intelektualitas Manusia

Bahasa adalah alat yang mengubah pemikiran rumit kita menjadi bentuk yang mudah dipahami, seperti menggunakan kuas untuk melukis kanvas. Pikiran kita

Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA
Kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas mengukir catatan penting. Dua program studi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, yakni Prodi Sastra Indonesia dan Prodi Sastra Jepang terakreditasi internasional Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). 

Bahasa meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang diperlukan untuk penelitian intelektual dan membantu kita merumuskan ide, mengurai masalah, dan menemukan solusi.

Bahasa adalah jalan menuju potensi intelektual kita; itu lebih dari sekadar kata-kata. Bahasa adalah alat yang menciptakan dan menggerakkan kapasitas intelektual manusia, mulai dari analisis mendalam hingga kreativitas, dan dari refleksi diri hingga penyelesaian masalah.

Bahasa berfungsi sebagai pemandu yang membawa kita lebih dekat ke pemahaman yang lebih baik dan pemikiran yang lebih cerdas. Ini dapat dilihat dalam setiap ungkapan dan komunikasi.

Simpulannya, bahasa berfungsi sebagai penggerak utama dalam perkembangan intelektualitas. Bahasa menciptakan dan memandu kita dalam pencarian pengetahuan dan wawasan. Di antaranya, mulai dari kerangka pemikiran hingga ekspresi kreatif, dan dari kemampuan analitis hingga inovasi ilmiah.

Setiap kata-kata, bacaan, dan percakapan meningkatkan pemahaman kita tentang diri kita sendiri dan lingkungan kita. Bahasa tetap menjadi tonggak yang menuntun manusia menuju potensi intelektual yang tak terbatas meskipun budaya dan teknologi berkembang.(*)

 

 

 

 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved