Kabupaten Solok

Melalui Program CSR, AQUA Tingkatkan Perekonomian Kelompok Tani di Kabupaten Solok

Berbagai program pendampingan telah dilakukan mulai dari air bersih, pengelolaan sampah, budidaya perkebunan hingga maggot diberikan kepada kelompok..

|
Editor: Fuadi Zikri
Istimewa/AQUA Solok
Seorang anggota kelompok tani di Kabupaten Solok memperlihatkan magot hasil budidayanya di Rumah Magot, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Keberadaan sebuah perusahaan sudah seharusnya membawa dampak ekonomi bagi warga sekitar. 

Peningkatan ekonomi bisa melalui lapangan pekerjaan ataupun program lain yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian warga adalah dengan Corporate Social Responsibility (CSR). 

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, AQUA Solok Dorong Warga Kembangkan Pertanian Organik

Hal tersebut juga dilakukan AQUA Solok dengan memberikan pendampingan terhadap warga di Kayu Jao, Lubuk Selasih hingga Kayu Aro.

Berbagai program pendampingan telah dilakukan mulai dari air bersih, pengelolaan sampah, budidaya perkebunan hingga maggot diberikan kepada kelompok tani di daerah tersebut. 

Hasilnya, masyarakat mendapatkan nilai ekonomi dari program tersebut.

Melalui Program CSR, AQUA Tingkatkan Perekonomian Kelompok Tani di Solok
Bank Sampah salah satu Kelompok Tani di Kabupaten Solok hasil pendampingan AQUA Solok, beberapa waktu lalu.

"Pelatihan-pelatihan yang diberikan perusahaan AMDK di Solok ini sangat membantu para ibu rumah tangga di Jorong Kayu Jao ini," kata Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Jorong Kayu Jao, Roziana.

KWT Jorong Kayu Jao yang berjumlah 22 orang ini mendapatkan pelatihan pembudidayaan kebun stroberi. 

Mereka kini dapat mengembangkan wilayah perkebunan menjadi daerah agrowisata hingga memberikan dampak berganda bagi warga sekitar.

Baca juga: Berlangsung 34 Jam, Aksi Blokade Pabrik AQUA Solok Berakhir

"Yang tadinya kerja di tempat orang, sekarang sudah ngurus kebun stroberi sendiri dan bisa membantu keuangan keluarga," katanya.

Lain lagi dengan Kelompok Tani Tabek Serumpun Bambu yang mendapatkan pelatihan pengembangbiakan maggot atau belatung, bank sampah hingga budidaya kopi. 

Ketua kelompok, Yulianis menjelaskan bahwa program tersebut mendatangkan orang-orang yang sudah ahli di bidangnya.

Warga diajari bagaimana cara pembibitan kopi yang baik hingga bagaimana cara perawatannya.

Sedangkan pemasaran hasil panen kopi dan maggot ini nantinya akan dibantu pihak perusahaan air minum kemasan melalui PKBI.

"Kami tinggal hubungi lagi pihak perusahaan melalui PKBI untuk membantu memasarkannya," katanya.

Baca juga: Negosiasi Alot, Warga Bersikeras Tetap Blokade Akses Pabrik AQUA Solok hingga Siang Ini

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved