Citizen Journalism

Peran MUI Perkokoh Persatuan Dalam Bingkai Keberagaman, Demi Indonesia Lebih Sejahtera & Bermartabat

MAJELIS Ulama Indonesia atau MUI sebagai wadah lintas ormas Islam telah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indones

Editor: Emil Mahmud
https://mui.or.id/
Ilustrasi: Majelis Ulama Indonesia atau MUI 

Oleh Taufik Hidayatullah, S Ag Penulis adalah Alumni Universitas Islam Negeri Mataram

MAJELIS Ulama Indonesia atau MUI sebagai wadah lintas ormas Islam telah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Peran sentral MUI sebagai lembaga yang menaungi berbagai latar belakang ormas Islam tersebut telah mampu membuat problema keberagaman pandangan maupun warna bendera menjadi satu wadah.

Yakni dalam mengambil keputusan untuk kemaslahatan ummat, sebagaimana lumrah kita ketahui bahwasanya di dalam tubuh MUI tidak hanya terdapat organisasi Islam layaknya Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah saja.

Namun, di dalamnya terdapat ormas Islam lainya yang turut andil menyelesaikan problema di tengah-tengah ummat, sebut saja Mathla’ul Anwar yang basisnya di Provinsi Banten.

Kemudian, Nahdlatul Wathan yang basis terdapat di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan masih ada lagi ormas lainya yang turut andil di dalamnya. Di antaranya, Al-Washliyyah, Al-Irsyad hingga Persis, yang basisnya terletak di wilayah Jawa Barat khususnya Bandung.

Dalam rangka milad ke-48 MUI, kiranya telah memberikan contoh real bagaimana seharusnya Indonesia merawat perbedaan dalam warna kebhinekaan dalam kultul keberagamaan yang cukup kompleks.

Taufik UIN
Taufik Hidayatullah, S Ag Penulis adalah Alumni Universitas Islam Negeri Mataram.(FOTO:IST/DOK.PRIBADI

Peran MUI bisa dibilang terbilang kompleks dari segi media massa, bagaimana tidak pemahaman keagamaan seseorang di era disrupsi serba digitalisasi kiranya telah memberikan nuansa beragama yang cukup kompleks.

Satu sisi hal tersebut merupakan sebuah kemajuan teknologi, bagaimana literasi digital yang dibalut dengan jargon kesalehan digital telah MUI canangkan dengan upayanya yang amat baik.

Namun, di sisi lain pemahaman keagamaan yang tidak difilter melalui media digital justru mampu membuat gagal paham pembacanya maupun pendengarnya.

Pada momentum milad ke-48 MUI merupakan hal yang patut disyukuri oleh bangsa Indonesia khususnya ummat Islam. Bahwasanya MUI mampu berdiri kokoh dan bermartabat hingga saat ini dengan tekanan pemahaman keagamaan.

MUI mampu mengambil sisi-sisi ruang yang kosong tersebut untuk menjadi pelita di tengah kegelapan, MUI mampu menjadi penghilang dahaga di tengah-tengah ummat yang sedang kehausan.

Tentunya hal tersebut menjadikan MUI sebagai lembaga yang mensejahterakan ummat secara ukhrawi, serta menjaga martabat ummat dari kesesatan lintas dimensi di Indonesia.

Semoga pada momentum milad ke-48 MUI, kali ini mampu membawa martabat Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Utamanya, berpedoman pada Pancasila ke arah kesejahteraan ukhrawi yang interdisipliner dan bermartabat secara duniawi.

Selanjutnya, diharapkan mampu mengarahkan kemudi ummat menuju Ridho Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan semoga gerak MUI dalam memayungi bangsa Indonesia, khususnya ummat Islam.

Guna senantiasa dalam keberkahan dan eksistensi MUI dalam pengambilan fatwa senantiasa diberikan petunjuk dan pertolonganya, sehingga ummat tetap bermartabat dalam beragama.

Harapannya, senantiasa sejahtera dari sisi ukhrawi beragama dalam bingkai keberagaman. Aamiin.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved