LGBT di UNP

Dosen UNP Terindikasi LGBT, Ketua Bundo Kanduang: Ini Peringatan Bagi Sumbar

Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Prof. Puti Reno Raudha Thaib menilai adanya oknum dosen yang terindikasi penyimpangan seksual sebagai warning atau ...

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Fuadi Zikri
Ilustrasi LGBT. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Prof. Puti Reno Raudha Thaib menilai adanya oknum dosen yang terindikasi penyimpangan seksual sebagai warning atau peringatan bagi masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).

Diketahui, UNP memberikan sanksi terhadap dua orang dosennya karena terindikasi mengalami penyimpangan orientasi seksual yang dikenal Lesbian, Gay, Beseksual dan Transgender (LBGT).

"Kalau dalam dunia pendidikan, telah merusak, bagaimanapun itu akhlak, kalau orang yang mendidik orang seperti itu bagaimana mau mendidik anak," kata Puti Reno, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Pengakuan Mahasiswa UNP: Tak Menyangka Ada Dosen Terindikasi LGBT, Kini Was-Was

Ia mengatakan ranah pendidikan semestinya pintu masuk mendidik akhlak. Namun ini malah pendidiknya yang telah rusak akhlaknya.

Lanjutnya, kejadian tersebut harus jadi peringatan bagi Sumbar untuk berbenah, termasuk dalam menyeleksi pendidik maupun dalam mendidik generasi muda.

Selain itu, kata Puti Reno perlu pengawasan semua pihak terhadap perilaku menyimpang tersebut.

Apalagi di Minang menganut falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Kalau tidak ada pengawasan, menurutnya percuma filosofi ABS-SBK tersebut dipakai.

"Itu sudah menantangi adat dan agama. Kita tahu kaum Nabi Luth karena itu dihukum oleh Tuhan karena maraknya LGBT," katanya.

Prof Puti Reno Raudha Thaib juga mengapresiasi tindakan tegas UNP yang telah memberi sanksi oknum dosen tersebut.

Baca juga: 2 Dosen UNP Terindikasi LGBT, Berawal dari Pengaduan Orang Terdekat

"Untung di UNP tahu cepat, dan berani bertindak, kadang-kadang ditindak, ada juga yang bilang hak asasi orang dilanggar. Karena Ham mereka ini berpedoman dari luar, bukan secara agama dan adat di Minang," tambahnya.

Ke depan, kata Puti Reno, seleksi pendidik haruslah lebih semakin diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.

Selain itu, generasi mudah juga harus dibentengi dengan akhlak, etika, agama dan adat.

Sejak awal anak-anak diberikan pemahaman tentang ada perilaku ataupun etika yang boleh dan tidak boleh.

"Paling penting pertama itu pendidikan keluarga, pendidikan di rumah, dari kecil diajarkan. kemudian pendidikan di sekolah," katanya.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved