Advertorial

Manfaatkan Aplikasi Nabuang Sarok, PPS Bungus Lakukan Perjanjian Kerjasama dengan Semen Padang

PT Semen Padang kembali lakukan PKS dengan Kementerian KKP melalui Aplikasi Nabuang Sarok, Kamis (15/6/2023).

Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
IST
PT Semen Padang kembali melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang Program Pengelolaan Sampah di Wilayah Laut dan Pesisir Kota Padang melalui Aplikasi Nabuang Sarok, Kamis (15/6/2023). 

Di mana, pada program BCL tersebut, sampah yang ada di laut diambil oleh nelayan untuk dikompensasi menjadi uang.

Program tersebut berlangsung selama 1 bulan lamanya. Namun, Kepala PPS Bungus yang ketika itu selaku Koordinator BCL di Sumbar, menginginkan bagaimana agar nelayan terus mengambil sampah laut.

Baca juga: PT Semen Padang Serahkan, 284 Kantong Darah ke PMI Kota Padang

"Alhamdulillah, aplikasi Nabuang Sarok milik Semen Padang menjadi solusi bagi kami. Karena, Semen Padang mau menerima sampah laut untuk dijadikan bahan bakar alternatif yang dapat mensubstitusi batubara. Jadi, karena itulah penandatangan PKS dengan Semen Padang ini kami lakukan," katanya.

Bagi PPS Bungus, sebutnya, PKS dengan PT Semen Padang ini merupakan bagian dari upaya untuk mengantisipasi kerusakan laut yang disebabkan oleh sampah, terutama sampah plastik.

Karena, sampah plastik yang terlarut di dalam laut yang disebut dengan mikroplastik, akan dimakan oleh ikan-ikan kecil, dan ikan-ikan kecil itu juga akan dimakan oleh ikan-ikan besar.

"Nah, ketika ikan itu kita makan, maka mikroplastik yang ada di ikan ini secara akumulatif akan terkumpul dan terakumulasi di dalam perut kita. Inilah yang dapat menyebabkan karsinogen atau penyebab kanker.

Kemudian bagi kesehatan laut, sampah plastik akan menggangu ekosistem ikan. Bahkan bagi Penyu, sampah plastik dianggap sebagai ubur-ubur. Ketika plastik itu dimakan Penyu, maka Penyu akan mati," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, sampah plastik yang hanyut atau masuk ke dalam laut juga akan menutupi karang yang tentunya dapat menyebabkan karang menjadi mati.

"Kalau karang mati, maka ekosistem di dalam laut tidak sehat dan pada akhirnya ikan menjadi tidak ada."

"Untuk itu, kepada masyarakat Kota Padang dan masyarakat pesisir pantai di Sumbar pada umumnya, jangan buang sampah sembarangan, termasuk ke sungai dan ke laut," katanya.

PPS Bungus sendiri, tambahnya, sejauh ini telah berupaya menjaga kesehatan laut dari sampah. KKP pun juga telah menekankan bahwa nelayan tidak boleh membuang sampah di laut.

Bahkan, KKP dengan tegas meminta setiap nelayan untuk membawa pulang sampah makanannya.

"Kalau sampai tidak ada sampahnya, KKP akan menunda pembuatan atau pengurusan dokumen-dokumen terkait kelayakan kapal," pungkas Bayu.(*/rls)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved