Biografi Tokoh

Profil Yudas Sabaggalet: Anggota DPRD Pertama dan Bupati 2 Periode Kepulauan Mentawai

Profil atau biografi singkat Yudas Sabaggalet. Ia merupakan anggota DPRD pertama dan bupati dua periode Kepulauan Mentawai. Ia juga pernah menjabat ..

Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Fuadi Zikri
Yudas Sabaggalet saat berbincang dengan TribunPadang.com di kawasan Pondok, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Jumat (12/5/2023). 

Konten ini berisi tentang profil atau biografi singkat Yudas Sabaggalet, anggota DPRD pertama dan bupati 2 periode Kepulauan Mentawai.
________

 

YUDAS SABAGGALET merupakan bupati dua periode Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Ia menjabat pada periode 2011-2016 berpasangan dengan Rijel Samaloisa dan 2017-2022 dengan Kortanius Sabeleake.

Sebelumnya, Yudas merupakan wakil dari Edison Saleleubaja yang memimpin Kepulauan Mentawai dari 2006 hingga 2011.

Sebelumnya lagi, Yudas ialah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Ia wakil rakyat periode pertama ketika Mentawai resmi memisahkan diri dari Kabupaten Padang Pariaman secara administrasi pada 1999.

Yudas adalah politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Sumbar.

Kehidupan awal

Yudas Sabaggalet lahir di Desa Madobag Ugai, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai pada 24 Februari 1964.

Ia putra bungsu dari pasangan Emmanuel Sabaggalet dan Teresia Sakulo. Kedua orang tuanya sama-sama berasal dari Madobag Ugai.

Ia memiliki tiga orang saudara, dua di antaranya laki-laki dan seorang lainnya perempuan.

Tinggal di desa, keluarga Yudas memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan bertani di ladang sendiri. Terkadang juga bekerja di ladang orang lain.

Yudas kecil kerap membantu orang tuanya dalam bekerja. Walakin, ia masih sempat bermain dengan teman sebaya di saat waktu luang.

Ia tak begitu lama merasakan kasih sayang seorang ayah yang berpulang saat ia menginjak usia lima tahun.

Kepergian tulang punggung di keluarga kecilnya membuat Yudas harus bekerja lebih keras bersama saudara-saudaranya untuk menyambung hidup.

Kerja serabutan yang sering dijalaninya membuat Yudas tumbuh sebagai anak yang mandiri.

Hingga duduk dibangku kuliah, Yudas menerima semua pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya. 

Pendidikan

Yudas Sabaggalet menghabiskan masa kecil di tanah kelahirannya hingga usia kelas 3 Sekolah Dasar (SD).

Saat kelas 4 SD, ia pindah sekolah dari SD Swasta (SDS) Filial Santa Maria ke SDS Santa Maria yang berlokasi di Muara Siberut.

Karena cukup jauh dari rumah, di sana Yudas tinggal di asrama sekolah bersama dengan beberapa murid lainnya.

Pendidikan dasar ia tamatkan di SDS Santa Maria pada 1977 dan selepas itu pindah ke Kota Padang.

Di Padang, ia masuk Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Yosudarso pada 1978 dan tamat pada 1982.

Sementara pendidikan menengah atas ia rasakan di dua sekolah yang berbeda. Pertama di Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Taman Siswa (Tamsis).

Saat naik ke kelas 2, Yudas pindah dari Tamsis ke SMAS Don Bosco dan menyelesaikan pendidikannya pada 1985.

Setamat SMA, Yudas langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia berkuliah di Universitas Bung Hatta (UBH).

Masuk pada 1986 di Fakultas Ekonomi dengan jurusan manajemen, Yudas resmi menyandang gelar sarjana pada 1994.

Semasa kuliah, Yudas membagi waktunya dengan bekerja paruh waktu di pabrik Coca-Cola yang berlokasi di Duku, Lubuk Alung.

Ini menjadi salah satu faktor yang membuatnya mengenyam pendidikan di UBH cukup lama.

Semasa kuliah, Yudas juga aktif berorganisasi. Organisasi pertama yang ia ikuti ialah Wadokai (organisasi bela diri karate) Sumbar, yang puncaknya menjabat sebagai sekretaris pada 1989.

Selain itu, ia juga aktif di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Pada 1990 hingga 1992 ia dipercaya sebagai Ketua Presidium.

Kemudian ia juga bagian dari Ikatan Pemuda Pelajar Mentawai (IPPMEN) selama lima tahun dari 1989 hingga 1994.

Pada 1995, Yudas melanjutkan pendidikan untuk gelar magister di Universitas Gajah Mada dengan jurusan yang sama saat kuliah di UBH.

Namun sayang, kuliahnya di UGM tidak sampai selesai dan ia lebih memilih kerja di Olympic, Bogor.

Tak lama bekerja di Bogor, Yudas dipindahkan ke Jakarta dan dipercaya menjabat sebagai Manager Area di perusahaan yang sama.

Saat krisis moneter dan pecahnya unjuk rasa mahasiswa pada 1998, Yudas memilih pulang ke Padang dan memulai karier di politik.

Ia juga melanjutkan perjuangan S2-nya yang gagal di UGM di Universitas Andalas (Unand) pada 2003 di Pasca Manajemen Strategis.

Setelah menyelesaikan tesisnya yang berfokus tantang kepuasan pelanggan, Yudas pun resmi menyandang gelar Magister Manajemen (MM) pada 2005.

Sejak 2017 hingga sekarang, ia tengah fokus untuk menyelesaikan Program Doktoral atau S3 di Unand dengan fokus yang sama.

Selain pendidikan formal, Yudas adalah alumni Lemhanas Angkatan 2015.

Karier pekerjaan

Yudas Sabaggalet cukup lama bekerja di Coca-Cola, Duku, Padang Pariaman, Sumbar. Ia bekerja sejak masa kuliah sebagai internal audit pada 1990 hingga 1995.

Pengalamannya bekerja di sana dan didukung gelar Sarjana Ekonomi (SE) membuat ia diterima bekerja di perusahaan raksasa Olympic di Bogor.

Kariernya yang cemerlang membuat Yudas dipercaya menjabat sebagai Manajer Areal Olympic di Jakarta pada tahun 1997.

Namun karena krisis moneter dan pecahnya unjuk rasa mahasiswa pada 1998, Yudas pulang ke Kota Padang.

Saat ini ia mengajar di Universitas Taman Siswa di Padang pada Fakultas Ekonomi untuk jenjang S1 dan S2 . 

Ia adalah dosen tetap di sana dan telah memulai karier di dunia pendidikan sejak 2001.

Yudas juga terkenal sebagai pendiri Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM), sebuah lembaga independen yang fokus soal isu sosial, budaya, dan lingkungan di Mentawai

Karier Politik

Yudas Sabaggalet mengawali karier politiknya dengan bergabung Partai Damai Kasih Bangsa (PDKB).

Ia yang ketika itu menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDKB Kepulauan Mentawai maju sebagai wakil rakyat namun tidak duduk.

Ketika itu Kepulauan Mentawai masih masa transisi pemekaran wilayah yang memisahkan Mentawai dengan Kabupaten Padang Pariaman.

Saat Mentawai resmi berpisah dan organisasi pemerintahan terbentuk pada 2000, ia terpilih menjadi anggota DPRD pertama ketika PDKB mendapatkan satu kursi tambahan.

Sebagai anggota dewan, Yudas menjabat hingga 2004. Selepas itu, ia hijrah dari PDKB ke PDIP.

Bersama PDIP, ia kembali mengikuti kontestasi politik pada pemilihan legislatif (Pileg) di 2004, namun lagi-lagi tidak terpilih.

Tak patah arang, ia kembali bertarung di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2006 sebagai wakil dari Edison Saleleubaja.

Melawan lima pasangan calon (Paslon) lainnya, bersama sang petahana, Yudas berhasil meraih suara terbanyak.

Ia duduk sebagai Wakil Bupati Kepulauan Mentawai dan memerintah bersama Edison hingga 2011.

Edison yang telah menjabat dua periode membuat Yudas lanjut pada Pemilu 2011 sebagai calon bupati.

Berpasangan dengan Rijel Samaloisa, ia menang telak dari lima pasangan lainnya dan duduk hingga 2017.

Pada Pemilu 2017, ia pecah kongsi dengan Rijel Samaloisa yang juga maju sebagai calon bupati.

Kemudian ia memilih Kortanius Sabeleake sebagai pasangan dan lagi-lagi menang dan memimpin Kepulauan Mentawai untuk kedua kalinya hingga 2022.

Pada Pemilu 2024, Yudas mencalonkan diri sebagai bakal calon DPRD Provinsi Sumbar dari daerah pemilihan (Dapil) 8, yaitu Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai. 

Yudas sekarang menjabat sebagai Wakil Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sumbar. Sebelumnya, ia pernah dipercaya sebagai Ketua DPC Kepulauan Mentawai. (TribunPadang.com/Fuadi Zikri)

_______
Profil atau biografi singkat ini merupakan hasil wawancara langsung TribunPadang.com bersama Yudas Sabaggalet pada Jumat, 12 Mei 2023.

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved