Idul Fitri 2023

Puasa Syawal atau Utang Ganti Puasa Ramadan Dulu? Simak Penjelasan Berikut

Setelah bulan Ramadan umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah puasa syawal atau puasa enam hari.

Editor: Rahmadi
Instagram/dzulqarnainms
Niat puasa Syawal atau puasa enam. 

TRIBUNPADANG.COM - Setelah bulan Ramadan umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah puasa syawal atau puasa enam hari.

 Seseorang akan mendapatkan pahala puasa selama satu tahun penuh saat melaksanakan amalan ini.

Namun, apakah menggabungkan puasa Syawal dengan pembayaran utang puasa Ramadhan diperbolehkan?

Menurut Syekh Ali Jum'ah Muhammad dari Lembaga Fatwa Mesir, para ulama fiqih memperbolehkan menggabungkan puasa Syawal dengan pembayaran utang puasa Ramadhan.

Namun, niat untuk membayar utang puasa Ramadhan yang wajib harus didahulukan daripada niat puasa Syawal yang sunah.

Baca juga: Bacaan Doa Mandi Wajib atau Mandi Junub Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan

Dalam hal ini, seseorang yang ingin membayar utang puasa Ramadhan diperbolehkan untuk menggabungkannya dengan puasa enam hari bulan Syawal.

Dalam hal ini, mereka akan mendapatkan pahala sunah dari puasa Syawal, namun tidak secara sempurna seperti yang didapatkan dari puasa enam hari bulan Syawal yang diikuti setelah puasa Ramadhan.

Pendapat Imam as-Suyuthi dalam al-Asybah wa an-Nadhairi menyatakan bahwa jika seseorang mengganti puasa Ramadhan atau puasa kafarat pada bulan Syawal dan menggabungkannya dengan niat puasa Syawal, maka hal itu sah dan mereka mendapatkan pahala dari keduanya.

Namun, umat Islam tetap hanya mendapatkan pahala sunnah dari puasa enam hari Syawal dan tidak mendapatkan keutamaannya secara sempurna.

Adapun batas qadha puasa adalah bulan Ramadhan selanjutnya, sehingga seseorang yang sengaja mengakhirkan qadha puasa hingga belum melunasi utang puasanya saat memasuki bulan Ramadhan berikutnya akan berdosa.

Baca juga: Tata Cara dan Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal, Bisa Dilaksanakan Secara Terpisah

Selain itu, mereka tetap harus menggantinya dan membayar fidyah berupa memberi makan orang miskin satu orang setiap satu hari puasa.

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah memberi makan fakir miskin sebesar 1 mud atau 0,6 kilogram beras untuk satu hari puasa.

Keutamaan puasa Syawal

Keutamaan puasa Syawal didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari:

"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun."

Baca juga: Pengertian Itikaf dan Keutamaannya, Ibadah Sunnah yang Dianjurkan di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa puasa Syawal memiliki keutamaan setara dengan puasa sepanjang tahun.

Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berusaha untuk melaksanakan puasa ini setelah bulan Ramadan berakhir.

Selain itu, puasa Syawal juga memiliki keutamaan lainnya seperti membersihkan diri dari dosa-dosa selama bulan Ramadan.

Dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, seseorang dapat memperbaiki dirinya dan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT.

Selain itu, puasa Syawal juga dapat membantu seseorang untuk memperkuat keimanan dan kekuatan spiritualnya.

Baca juga: Kota Pariaman Miliki Organisasi Sosial Relawan Pengurusan Jenazah, Wujudkan Sesuai Sunnah

Selain mendapatkan keutamaan dari Allah SWT, puasa Syawal juga memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh.

Puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Selain itu, puasa Syawal juga dapat membantu membersihkan tubuh dari racun dan meningkatkan fungsi organ dalam tubuh.

Dalam Islam, puasa Syawal merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Dengan melaksanakan puasa Syawal, seseorang dapat mendapatkan keutamaan besar dari Allah SWT dan juga manfaat kesehatan bagi tubuh.

Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berusaha untuk melaksanakan puasa Syawal setelah selesai bulan suci Ramadan.

Baca juga: Ibadah Sunnah di Malam Nifsu Syaban, Keistimewaan Jelang Bulan Ramadhan

Niat puasa Syawal

Berikut ini adalah lafal niat puasa Syawal:

"نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى"

(Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.)

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."

Bagi orang yang tidak sempat melafalkan niat pada malam harinya, namun ingin melaksanakan puasa Syawal keesokan harinya, maka diperbolehkan baginya untuk berniat pada saat itu juga.

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah: Tulisan Arab, Latin Lengkap Disertai Terjemahan

Hal ini dikarenakan kewajiban untuk melafalkan niat pada malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.

Sedangkan untuk puasa sunnah, niat dapat dilakukan di siang hari sepanjang belum makan, minum, atau melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Adapun lafal niat puasa Syawal yang dapat diucapkan di siang hari, yaitu:

"نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى"

(Arab latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.)

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."(Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved