Lirik Sholawat

Lirik Sholawat Burdah atau Qasidah Burdah Al Imam Muhammad Bin Said Bin Hamad As-Shonhaji Al-Bushiri

Lirik Sholawat Burdah atau Qasidah Burdah ini lengkap tulisan Arab dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia.

Editor: Rizka Desri Yusfita
Ilustrasi Sholawat
Lirik Sholawat Burdah atau Qasidah Burdah ini lengkap tulisan Arab dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia. 

إِنِّى اتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشّيْبِ فِي عَذَلِي
وَالشّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحِ عَنِ التُّهَمِ
Innit tahamtu nasiihash shaybi fii’ adhalii Wash shaybu ab ‘adu fi nushin ‘anit tuhami

Baca juga: Lirik Sholawat Qomarun Sidnan Nabi Lengkap Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan

Artinya:

Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat ta’dhim dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk.

Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di “Dzі Salam”. Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu

Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh “Kаzhіmаh”. Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung “Idhаm”

Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?

Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya. Diantara air mata yang mengkucur dan hati yang bergelora.

Jika bukan karena cinta takkan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan takkan pula kau bergadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung (dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad).

Dapatkah engkau pungkiri cintamu, sedang air mata dan derita telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta?

Kesedihanmu menimbulkan dua garis tangis dan kurus lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.

Memang! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga aku susah tidur. Cintaku menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena rasa sakit yang ku derita.

Wahai para pencaci gelora cintaku! Izinkan aku memohon maaf kepadamu. Namun seandainya kau bersikap adil, niscaya engkau takkan mencela diriku.

Kini kau tahu keadaanku. Bahkan rahasiaku tidak bisa tertutupi lagi bagi para pemfitnah yang mau merusak cintaku. Sedangkan penyakitku tak juga kunjung sembuh.

Begitu tulus nasihatmu, akan tetapi aku tak kan pernah mendengarnya karena telinga sang pecinta tuli bagi para pencaci.

Akupun menuduh ubanku turut serta mencercaku. Padahal ubanku pastilah tulus dalam memperingatkanku.

(Surya.co.id)

 

 
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved