Berita Populer Sumbar
Populer Sumbar: Penolakan Pembangunan Tol Payakumbuh-Pangkalan, Truk Terbalik di Silaiang Bawah
Populer Sumbar penolakan pembangunan tol Padang-Pekanbaru seksi Payakumbuh-Pangkalan dan truk pembawa makanan ringan terbalik di Silaiang Bawah Padang
TRIBUNPADANG.COM - Simak berita populer Sumbar selama 24 jam terakhir tayang di TribunPadang.com.
Ada berita tentang penolakan pembangunan tol Padang-Pekanbaru seksi Payakumbuh-Pangkalan dan truk pembawa makanan ringan terbalik di Silaiang Bawah Padang Panjang.
Simak populer Sumbar selengkapnya:
1. Masyarakat 50 Kota Bukan Menolak Tol tapi Minta Pindahkan ke Lokasi yang Tak Padat Penduduk
Suara penolakan dibangunnya tol Payakumbuh-Pangkalan hingga kini masih menggema di lima nagari, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumatera Barat).
Lima nagari itu, di antaranya, Lubuak Batingkok, Koto Tangah Simalanggang, Koto Baru Simalanggang, Taeh Baruah dan Gurun. Jika ditotalkan, ada sekitar 1093 masyarakat yang bakal terdampak.
Gema penolakan tol itu, juga tergabung dalam Forum Masyarakat Terdampak Tol (Format). Sebuah kolektif yang berupaya supaya tol tidak menggerus tanah leluhurnya, serta aset-aset pusaka tinggi yang sangat berharga di Minangkabau ini.
"Kami tidak menolak tol ini dibuat, tapi hendaknya dipindahkan lokasinya, ke daerah yang tidak terlalu berdampak kepada pemukiman warga," tegas Ezi Fitriana, selaku sekretaris Format, saat ditemui TribunPadang.com di Lubuk Batingkok, Jumat (10/2/2023).
Baca juga: Temui Wagub Audy, Warga Terdampak Tol di Lima Puluh Kota Dukung, Trase Payakumbuh-Pangkalan
Ezi menuturkan, semula masyarakat di lima nagari itu dijanjikan bahwa ada tiga trase (lokasi) yang dipilih untuk dibangunnya tol tersebut.
Lokasi trase itu, masing-masingnya trase I mengenai kawasan padat penduduk di Lubuak Batingkok sekitarnya, lalu trase II berdekatan dekat kawasan Bukit Barisan dan trase III di kawasan Situjuah.
"Saat sosialisasi perdana di 2018 lalu, kami diberikan pemaparan bahwa ada tiga lokasi yang bisa dipilih untuk dibangunnya tol ini, makanya kami menolak dibangunnya di trase I," kata Ezi.
Sebab, kata Ezi, trase I itu mengenai daerah padat penduduk di Lima Puluh Kota. Ada pandam pekuburan, tanah pusaka tinggi, balai adat serta ratusan rumah warga.
Sedangkan, kata Ezi, di trase II dan III, lokasinya tidak terlalu berdampak kepada warga, sebab cenderung sepi dan di perbukitan.
"Tapi saya juga tidak mengerti, kenapa pemerintah tidak memindahkan juga ke trase II dan III, padahal masyarakat sudah minta dipindahkan," ungkap Ezi.
Baca juga: 5 Ruas Tol Trans Sumatera Rampung Tahun Ini, Termasuk Seksi V Jalan Tol Padang-Pekanbaru
Ezi menjelaskan, tol Payakumbuh-Pangkalan itu masuk kategori sesi IV untuk proyek strategis nasional di Indonesia. Tentunya, dirinya tak ingin pula menolak kemajuan itu.
Kendati demikian, Ezi menyebut, perlu pertimbangan matang dipilihnya kawasan Lubuak Batingkok untuk berdirinya tol itu, karena area ini sangat padat penduduk.
"Dari enam sesi pembangunan tol Padang-Pekanbaru itu, sesi IV ini yang paling padat area penduduknya, harusnya ada solusi dari pemerintah untuk pembangunan tol itu," kata Ezi.
Diketahui, tol Padang-Pekanbaru tersebut dibangun selama enam sesi. sesi I itu Padang-Sicincin, sesi II Sicincin-Bukittinggi, sesi III Bukittinggi-Payakumbuh, sesi IV Payakumbuh-Pangkalan, sesi V Pangkalan-Bangkinang dan sesi VI Bangkinang-Pekanbaru.
"Lokasi trase I di sesi IV Payakumbuh-Pangkalan itu, mengenai kawasan penduduk paling padat dari seluruh sesi yang akan dibangun tol Padang-Pekanbaru," kata Ezi.
Ezi bercerita, sejak rencana tol Padang-Pekanbaru itu bermunculan pada 2018 lalu, masyarakat sekitar Lubuak Batingkok dan nagari tetangganya juga sudah gempar.
Mereka takut, bakal kehilangan tanah, harta pusaka, hingga tak mengetahui harus berbuat seperti apa. Untuk itu, kata Ezi, hingga kini masyarakat masih menunggu bagaimana kejelasan pembangunan tol itu.
"Kami sudah hiring (sampaikan surat) hingga ke Komnas HAM, Gubernur, DPRD Sumbar, Ombudsman, dan banyaklah kemarin itu, ada sekitar 40 lembaga terkait tol ini," imbuh Ezi.
Tujuannya itu, kata Ezi, supaya pemerintah tau apa yang diinginkan masyarakat dan mereka mau untuk berdialog. Sebab, tidak mungkin masyarakat menolak, jika tidak ada alasan yang jelas.
Kendati demikian, Ezi menuturkan, hingga kini masyarakat yang menolak tol itu pun, sudah terpecah-pecah menjadi beberapa kubu juga. Suara penolakan, tak lagi kompak serupa pertama kali digemakan terkait tol tersebut.
"Kami menduga juga, bahwa ada pemecah juga di kasus tol ini. Sebab, masyarakat sudah mulai ada yang dipanggil pemerintah juga, ada yang rapat empat mata dan sebagainya," ungkap Ezi.
Entah apa yang terjadi setelah itu, Ezi menyebut, sikap dari masyarakat yang dipanggil itu mulai berubah, dan mulai setuju dengan dibangunnya tol itu.
Walaupun begitu, kata Ezi, dirinya bersama Format tetap bakal konsisten mengawal isu pembangunan tol di trase I Payakumbuh-Pangkalan itu.
"Sebisa mungkin kami bakal menolak jika tetap dibangun di trase I ini. Kami bakal meminta dan mendesak supaya pembangunannya dipindahkan ke trase II atau III," tegas Ezi.
Terpisah, Wali Nagari Lubuak Batingkok, Yon Elvi mengatakan, dirinya selaku penampung aspirasi masyarakat di Lubuak Batingkok bakal terus mengawal kasus tol tersebut.
Selain itu, kata Yon, dirinya juga bakal terus mengupayakan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait kelanjutan pembangunan tol itu, apakah bisa dipindahkan atau tidaknya.
"Kami jelaskan lagi, bahwa masyarakat ini tidak menolak dari rencana dibangunnya tol di Lima Puluh Kota ini, tapi masyarakat meminta supaya lokasinya dialihkan," kata Yon, saat ditemui TribunPadang.com di ruangannya.
Baca juga: Gubernur Sumbar Gelar Rapat Bahas Keberatan Masyarakat Soal Trase Jalan Tol Payakumbuh-Pangkalan
Yon merincikan, khusus di nagarinya sendiri, ada banyak aset peninggalan dan bersejarah yang bakal hancur jika tol masih dibangun di trase I ini.
"Ada pandam pekuburan, ada balai adat, musala hingga banyak rumah warga yang bakal tergusur juga. Tentunya kami tidak ingin ini terjadi, untuk itu harus ada langkah yang bijaksana dari pemerintah juga," kata Yon.
Yon menyebut, dirinya bersama lima Wali Nagari terdampak lainnya, masih menunggu keputusan pemerintah daerah, apakah tol Padang-Pekanbaru yang mengenai kawasan padat penduduk itu masih terus dilanjutkan.
"Sekarang ini belum jelas, apakah pembangunannya di trase I ini atau II dan III. Kabar-kabarnya tak juga dapat kami tangkap, karena belum ada keputusan final," tutur Yon.
Selagi belum ada keputusan final, kata Yon, ada baiknya dipertimbangkan lagi penolakan dari masyarakat tersebut, karena hal itu demi kebaikan bersama juga.
Sementara itu, TribunPadang.com telah berupaya untuk mendapatkan klarifikasi dari Pemerintah Daerah Lima Puluh Kota. Terkait kejelasan dan langkah sosialisasi yang mereka lakukan untuk tol Payakumbuh-Pangkalan itu.
Kendati demikian, hingga berita ini ditulis, dimulai dari Sekda dan Bupati Lima Puluh Kota, belum ada yang merespons ketika dihubungi oleh TribunPadang.com.
2. Truk Pembawa Makanan Ringan Terbalik di Silaiang Bawah Padang Panjang, Lalu Lintas Sempat Macet
Satu unit truk bermuatan makanan ringan mengalami kecelakaan Jalan Sutan Syahrir, Silaiang Bawah, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (11/2/2023).
Kasat Lantas Polres Padang Panjang, Iptu Aldy Lazzuardy mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 04.30 WIB.
"Iya telah terjadi kecelakaan tunggal, kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah truk Hino dengan B 9**8 K*C dengan muatan makanan ringan," kata Iptu Aldy Lazzuardy.
Kata dia, truk Hino ini dikendarai seorang pria berinisial MH (25) dan melaju dari arah Padang Panjang menuju Padang.
"Setiba di lokasi kejadian, kendaraan mengalami out off control (hilang kendali). Kendaraan ini diduga mengalami rem blong atau tidak berfungsi," katanya.
Kata dia, akibat kejadian ini pengemudi membanting setir ke kiri dan kendaraan rebah ke kanan sehingga memakan badan jalan.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, untuk jalur lalu lintas pada saat kecelakaan sempat terganggu," kata Iptu Aldy Lazzuardy.
Selanjutnya personel Satlantas Polres Padang Panjang melakukan rekayasa dan pengaturan lalu lintas berupa buka tutup jalan untuk mengurangi kepadatan arus.
"Sekitar pukul 09.00 WIB arus lalu lintas sudah kembali normal," katanya.
Iptu Aldy Lazzuardy mengimbau kepada seluruh pengguna jalan dan pelaku usaha angkutan agar selalu melakukan pemeriksaan kondisi kendaraan sebelum bepergian agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas. (*)
3 Berita Populer Sumbar: Harga TBS Sawit, Harga Bawang Merah Naik, Women Run 2025 di Bukittinggi |
![]() |
---|
3 Berita Populer Sumbar: Petani Salimpaung Ditangkap, Penipuan Umrah, Jalan Berlubang |
![]() |
---|
3 Berita Populer Sumbar: In Dragon Dihukum Mati, Kakek di Payakumbuh Cabuli Cucu Kandung |
![]() |
---|
3 Berita Populer Sumbar: Karyawan PT BSI Demo Tuntut Gaji 4 Bulan, Cerita Korban Penipuan Umrah |
![]() |
---|
3 Berita Populer Sumbar: Harga TBS Sawit dan Bidan Berenang Seberangi Sungai Demi Obati Pasien |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.