Pedati 2022 Bukittinggi
Semarak Malam Kedua Pedati ke-12 di Jam Gadang, Pemkab 50 Kota Utus Saluang Dendang
Malam kedua event Pedati ke 12 di Kota Bukittinggi, menampilkan Saluang Dendang dari Kabupaten 50 Kota, Jumat (16/12/2022).
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Malam kedua event Pedati ke 12 di Kota Bukittinggi, menampilkan Saluang Dendang dari Kabupaten 50 Kota, Jumat (16/12/2022).
Pertunjukan dari Kabupaten 50 Kota tersebut, dilakukan di Padestrian Jam Gadang Kota Bukittinggi, dimulainya sekira pukul 20.00 malam.
Saluang Dendang merupakan salah satu tradisi musik asli Kabupaten 50 Kota. Rutin ditampilkan di acara adat, pernikahan hingga pentas seni kebudayaan.
Tim Saluang Dendang yang ikut menyemarakkan Pedati ke 12 di Kota Bukittinggi tersebut, berada di bawah binaan Disparpora Kabupaten 50 Kota.
Kasi Promosi dan Informasi Pariwisata, Disparpora 50 Kota, Novi Rita mengatakan, penampilan di Jam Gadang malam ini, dalam rangka memenuhi undangan Pemko Bukittinggi.
Baca juga: Kelompok Batik Sarumbang Ramaikan Event Pedati ke 12 di Bukittinggi, Jajakan Beragam Produk Batik
“Perform ini berasal dari Kabupaten 50 Kota, dan kami tampilkan hari ini untuk menyemarakkan Pedati ke 12 di Kota Bukittinggi,” kata Novi kepada TribunPadang.com.
Novi menyampaikan, ada 5 pemain yang diutus untuk tampil di Pedati ke 12 tersebut, semua tim itu berasal dari Saluang Dendang Kabupaten 50 Kota.
Ada pun rinciannya, kata Novi, satu orang mengambil peran sebagai tukang hoyak, lalu satu orang sebagai tukang Saluang, dan satu orang pemain keyboard.
Selain itu, kata Novi, untuk menghidupkan suasana dari Saluang Dendang, dibawa pula dua orang yang berfungsi sebagai pendendang.
Baca juga: Pedati ke-12 di Bukittinggi Undang Pemko dan Pemkab se-Sumbar: Pariaman Pamerkan Produk Unggulannya
“Lagu yang dimainkan itu ada berupa Saluang Klasik atau tradisiobal dan juga minang moderen,” kata Novi.
Salah satunya, Novi menyebut, ada lagu Saluang Singgalang, Ratok Pasaman, Anak Tiuang hingga Bapisah Bukannyo Bacarai.
“Sebagian ada yang kami aransemen sendiri, dan dikolaborasikan antara alat musik Saluang dan orgen,” pungkas Novi.
(TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)