Kabupaten Solok

Mengunjungi Prasasti Paninggahan di Tepi Danau Singkarak, Situs Bersejarah yang Terabaikan

Prasasti Paninggahan, atau warga setempat menyebutnya dengan batu basurek, berada di tepian danau Singkarak, Nagari Paninggahan.

Penulis: Nandito Putra | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Nandito Putra
Prasasti Paninggahan terletak di bangunan berupa pondok dengan atap gonjong di tepi Danau Singkarak di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Jumat (25/11/2022). Prasasti ini merupakan salah satu situs cagar budaya peninggalan Raja Adityawarman. 

"Di situ ada yang lagi mengurus keramba, bapak itu paham soal prasasti ini," katanya.

Jon Kenedy, 54 tahun, tengah sibuk menyauk air dari biduknya yang terparkir di tepi danau Singkarak.

Tiga meter dari tempatnya berdiri, sebuah bangunan berupa pondok dengan atap gonjong, menaungi sebuah batu berbentuk oval.

Pondok itu berukuran 2,5 x 1,5 meter. Di setiap sisinya diberi pagar besi bewarna hitam.

Salah satu sisi bangunan ini langsung bersentuhan dengan riak-riak air danau Singkarak.

Baca juga: Batu Basurek di Tanah Datar, Prasasti Pariangan Berbahasa Sansekerta, Pola Serupa Masa Adityawarman

bentuk prasasti paninggahan
Prasasti ini diperkirakan dibangun pada abad 14 M yang berisi tulisan huruf Palawa. Prasasti Paninggahan saat ini dinaungi sebuah pondok di tepi danau Singkarak.

"Ini karena beberapa hari sering hujan, jadi tepian danau menjadi lebih maju beberapa meter dari biasanya," kata Kenedi.

Kenedi diberi mandat secara tidak resmi oleh BPCB untuk menjaga prasasti karena berada dekat di lahan miliknya.

Sekira 30 meter ke tengah danau, ia juga mengelola keramba apung dan memarkir biduk di dekat prasasti itu berada.

Kenedi mengatakan, mulanya prasasti Paninggahan ditemukan di gundukan tanah menyerupai pulau di tepi danau Singkarak.

Keberadaan prasasti ini baru diketahui warga pada tahun 2005 lalu.

Baca juga: Memasuki Usia ke-64: Prasasti Timbang Terima NV PPCM Bersolek, Monumen Bukti Sejarah PT Semen Padang

Lantaran sering terendam kala air danau meluap sehabis hujan, warga berinisiatif memindahkan prasasti ini agak ke tepi.

Kenedi kala itu ikut menyaksikan bagaimana prasasti ini dipindahkan oleh petugas dari BPCB.

"Waktu ditemukan, prasasti ini sudah retak dan ada bagian yang pecah," katanya.

Setelah menempati posisi yang baru, 200 meter dari titik awak ditemukan, bagian prasasti yang pecah tersebut dilem kembali oleh pemerintah.

"Ketika dipindahkan, sekalian dibangun pondok untuk melindungi prasasti," katanya.

Baca juga: Wapres RI Tuntaskan Kunjungan di Kota Pariaman, Tanda Tangani Prasasti Pasar Rakyat dan GOR UNP

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved