Kabupaten Agam
Terjadinya Degradasi Adat, Nagari Koto Rantang Palupuah Agam Gelar Diskusi Adat Minangkabau
Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Agam, Sumatera Barat, menggelar diskusi adat Minangkabau, Kamis (24/11/2022). Dilakukan dalam rangka ...
Penulis: alifIlhamfajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Agam, Sumatera Barat, menggelar diskusi adat Minangkabau, Kamis (24/11/2022).
Diskusi adat Minangkabau itu, dilakukan dalam rangka penguatan nilai-nilai adat tentang gelar sako dan harta pusako.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Kantor Wali Nagari Koto Rantang, dengan menghadirkan Ketua Bakor KAN Sumbar dan akademisi FIB Unand.
Wali Nagari Koto Rantang, Novri Agus Parta Wijaya mengatakan, diskusi adat Minangkabau itu digelar untuk berbagi dan menyamakan pemahaman.
"Kegiatan ini digelar bukan untuk menggurui, tapi untuk menyamakan pemahaman dan wadah untuk belajar bersama," kata Novri saat membuka acara.
Baca juga: Melihat Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar di Cagar Alam Batang Palupuah Agam, 250 Meter dari Pemukiman
Novri menyebut, diskusi adat Minangkabau yang digelar di Koto Rantang itu, berguna untuk menyukseskan visi dari nagari.
Sebab, kata Novri, selaras dengan visi Koto Rantang, yaitu terwujudnya nagari maju sesuai adat basandi syarak.
"Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berhasil melakukan perubahan ke yang lebih baik," terang Novri.
Untuk itu, kata Novri, penting bagi dia untuk menggelar kegiatan semacam diskusi adat Minangkabau ini di Koto Rantang.
Lebih lanjut, kata Novri, diskusi adat Minangkabau tentang gelar sako dan harta pusako itu, sangat penting dibahas.
Baca juga: Bunga Rafflesia Bakal Mekar di Cagar Alam Batang Palupuah dalam Waktu Dekat, Ada Jenis Rhizanthes
Sebab, jauh sebelum Indonesia merdeka, adat telah lebih dulu hadir di tengah masyarakat Minangkabau.
'Diskusi ini, juga perlu untuk pegangan atau acuan saat mengambil dan memutuskan sebuah kebijakan di nagari," pungkas Novri.
Selain itu, hal yang sama juga disampaikan oleh Bamus Nagari Koto Rantang, Jati Kusumo.
"Kegiatan ini sangat berguna, apalagi untuk masyarakat di nagari supaya paham dan memiliki kesatuan pemikiran," ungkap pria dengan gelar Tuanku Basa. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)
