Sinetron Indonesia

Tajwid Cinta Episode 10, Jebakan Nadia Salah Sasaran, Alina Kecelakaan hingga Pendarahan di Otak

Rangkuman Tajwid Cinta episode 10, jebakan Nadia salah sasaran, Alina kecelakaan hingga pendarahan di kepala.

Penulis: Nika Afrilia | Editor: Nika Afrilia
Tangkapan layar Instagram essjaystudios_ph
Rangkuman Tajwid Cinta episode 10, sinetron terbaru Cut Syifa dan Harris Vriza. Tajwid Cinta episode 10 menceritakan dilema yang dialami Dafri dan jebakan Nadia yang salah sasaran dan malah mengenai Alina. Akibatnya, Alina mengalami pendarahan hebat di otak. 

TRIBUNPADANG.COM - Inilah rangkuman Tajwid Cinta episode 10, sinetron terbaru Cut Syifa dan Harris Vriza.

Pada episode Tajwid Cinta 9 sebelumnya, Syifa dirawat di rumah sakit karena terjebak di dalam ruang pendingin.

Tajwid Cinta episode 10 menceritakan dilema yang dialami Dafri dan jebakan Nadia yang salah sasaran dan malah mengenai Alina. Akibatnya, Alina mengalami pendarahan hebat di otak.

Syifa sudah diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter. Syifa, Alina, dan Dafri pun pulang ke rumah.

Penonton dibikin gregetan karena Syifa dan Dafri sempat berpegangan tangan mesra di belakang Alina.

Baca juga: Rangkuman Tajwid Cinta Episode 9, Dafri dan Syifa Berpegangan Tangan di Belakang Alina

Baca juga: Rangkuman Tajwid Cinta Episode 8, Dafri Berhasil Selamatkan Syifa, Nadia Takut Masuk Penjara

Sesampai di rumah, mereka bertiga disambut Nadia yang menyinggung kejadian sebelumnya di mana Syifa ditolong Dafri dengan cara dicium di bibir.

Nadia bahkan memanggil Syifa munafik dan perempuan religius sok suci karena menerima ciuman dari pria bukan mahram.

Syifa menanggapinya dengan bilang kalau perlu banyak istirahat dan pergi. Sesampai di kamar mandi, ia pun menangis dan mengambil air wudhu.

Dafri membela Syifa, namun Nadia malah curiga dengan hubungan mereka berdua.

Akan tetapi, Alina membela Dafri dan Syifa, dan mengatakan kalau tidak ada hubungan apa pun antar keduanya. Alina juga menegaskan kalau Syifa baru saja pulang dari rumah sakit dan tidak seharusnya Nadia berperilaku seperti itu.

Sementara itu, Farah menangis ke pelukan Ilham. Ilham pun menenangkan Farah dan meyakinkannya bahwa dia tidak akan pernah meninggalkannya.

Sementara itu, fakta kehamilan Farah terungkap.

Baca juga: Rangkuman Tajwid Cinta Episode 5 dan 6, Syifa Terkunci di Ruang Pendingin, Nadia Tertawa Bahagia

Sewaktu KKN di Jawa Timur dulu, ketika Ilham sedang sakit dan Farah merawatnya, Ilham memanggil nama Syifa ketika tidur.

Farah yang mendengarnya pun kesal dan akhirnya berbuat yang tidak-tidak pada Ilham. Maka dari itu, Farah bisa hamil tanpa Ilham sadari.

Sehingga, ayah Farah pun datang ke rumah Ilham setelah mengetahui kehamilan anaknya. Setelah keributan sejenak, Ilham memutuskan untuk bertanggungjawab.

Kembali ke masa sekarang, Ilham menenangkan Farah dan mengatakan kalau Farah harus membuang jauh-jauh pikiran buruk itu dan fokus pada kesehatannya dan calon bayi mereka.

Farah pun senang tinggal di Jakarta karena jauh dari Syifa.

Di lain sisi, seusai salat, Syifa pun melihat ke luar jendela dan mendapati Alina dan Dafri berdua berjalan menuju rumah Dafri. Ia sadar bahwa Dafri sangat sayang dengan Alina.

Baca juga: Rangkuman Tajwid Cinta Episode 4, Syifa Minta Cerai, Ingin Dafri Menikah dengan Alina

Indri menyambut Dafri dan menantunya dan menanyakan kelanjutan pertunangan keduanya. Alina menyebut bahwa untuk sesi foto prewedding sudah aman karena temannya baru saja membuka studio foto.

Cici mendengarnya dan menghampiri Nadia yang sedang meditasi. Mendengarnya, Nadia langsung memikirkan rencana baru untuk menyakiti Syifa.

Beralih ke Syifa, Cici memarahi Syifa yang membuka kulkas terlalu lama. Lalu datang Indri dan memarahi Cici. Indri bilang kalau Syifa tidak betah tinggal di situ, ia bisa tinggal di rumah Indri.

Tapi, Syifa menolak tawarannya.

Ketika Nadia menelpon orang suruhannya, Mbok Siti, pembantu Indri tidak sengaja lewat dan mencoba mencari tahu. Tapi, Cici malah melihatnya dan Mbok Siti cepat mencari alasan.

Alina melihat Dafri salat dan terkagum-kagum. Terpikir kalau dia terakhir masuk kamar Dafri waktu SMA, Alina pun masuk ke kamarnya.

Awalnya tidak menyadari ada perbedaan, Alina pun teringat foto mereka berdua yang dulu pernah dipajang sudah tidak ada. Alina mencarinya dan melihat isi laci tempat dokumen surat cerai tersimpan.

Ketika sedang mencari, Indri mampir dan bertanya Alina sedang mencari apa. Alina pun memberitahu dan rupanya foto yang dicari ada pada Tante Indri.

Ketika melihat Alina dan Tante Indri keluar dari kamarnya, Dafri pun panik dan langsung bersyukur surat cerainya masih tersusun rapi.

Merasa tidak aman jika disimpan di sana, Dafri pun memindahkannya ke laci lain.

Dafri, Alina dan Indri pun melihat foto masa SMA itu dan bercerita tentang kisah SMA dulu. Indri pun punya ide kalau foto nanti pakai seragam SMA saja. Mereka setuju. Indri pun pergi dan meninggalkan Dafri dan Alina berdua.

Sementara itu, Nadia bertemu dengan anak buahnya di restoran dan memberinya satu rencana lagi.

Malam harinya, Alina mengajak Syifa untuk pergi foto studio bersama besok. Awalnya enggan, akhirnya Syifa menyetujuinya.

Keesokan harinya, orang suruhan Nadia pun melancarkan aksi dengan berpura-pura menjadi manajer untuk pengecekan listrik di studio foto. Ia melancarkan aksinya setelah diberi akses masuk.

Selama perjalanan, Dafri dan Syifa diam di mobil dan Alina pun bingung.

Alina menanyakan pendapat Syifa terkait konsep fotonya dan Dafri. Syifa memberi masukan terkait konsep outdoor party dan Alina memuji pengambilan keputusan Syifa yang selalu tepat.

Menanggapi itu, Dafri pun bergumam dalam hati menanyakan kondisi kehidupan Syifa sekarang dan bagaimana Syifa mengambil keputusan dengan kondisi seperti itu.

Apakah ia memilih bersama Dafri atau Alina yang bersama Dafri?

Dafri pun membayangkan konsep prewedding namun bukan dengan Alina melainkan dengan Syifa.

Ia membayangkannya ketika lampu merah dengan senyum-senyum sampai lupa bahwa lampu sudah berwarna hijau. Akhirnya lamunannya dibuyarkan oleh Alina.

Syifa pun kembali sedih melihat kemesraan Alina dan Dafri di mobil.

Baca juga: 3 Soundtrack Tajwid Cinta SCTV, Ada Lagu Siti Nurhaliza, Kangen Band hingga Edcoustic

Mereka pun sampai. Ketika masuk, Syifa dan Dafri sempat bertatap-tatapan terlebih dahulu.

Ketika berpakaian di dalam, dasi Dafri ketinggalan di ruang perempuan. Alina tidak bisa memberinya karena sedang dirias akhirnya Syifa yang memberikannya dari balik tirai.

Dafri langsung menyadari itu tangan Syifa dan menggenggam tangannya.

Keduanya langsung salah tingkah.

Dafri berpikir kalau dia tidak bisa membohongi diri sendiri. Dia dilema karena ada dua perempuan di dalam hidupnya dan cepat atau lambat, hati salah satunya akan hancur.

Keduanya lalu melakukan sesi foto prewedding namun Dafri selalu kurang senyum.

Mereka lalu istirahat. Baju Alina longgar dan ia meminta bantuan Syifa di tengah set untuk membantunya memperbaiki. Namun, Alina melihat ke atas dan menyadari lampu sorot jatuh.

Ia mendorong Syifa agar tidak terkena namun Alina tertimpa lampu sorot dan berdarah hingga tak sadarkan diri. Dafri dan yang lain langsung panik dan Syifa langsung menelpon ambulans.

Dafri mengatakan bahwa tanpa Alina, dia tidak tahu harus bagaimana dan Syifa langsung tertegun mendengarnya.

Kemudian, ambulans sampai dan Alina segera dibawa ke rumah sakit. Syifa langsung menelpon Rahmad untuk mengabari kabar Alina.

Nadia dan Rahmad pun bergegas datang ke rumah sakit. Rahmad menenangkan Nadia.

Di perjalanan, Nadia mengutuk orang suruhannya karena sudah salah sasaran.

Mbok Siti melihat mobil Nadia dan Rahmad pergi lalu ia menghampiri Cici di depan rumah yang juga ikutan nangis. Ia menanyakan apa yang terjadi.

Mbok Siti pun akhirnya tahu kabar mengenai Alina dan segera melaporkannya ke majikannya, Indri.

Indri langsung menelpon Dafri untuk mengabari bahwa ia akan menyusul ke rumah sakit. Dafri pun sedih dan berkata apa yang harus ia lakukan karena hanya Alina untuknya di dunia ini.

Mendengarnya, Syifa langsung pergi.

Indri pun mengingatkan Dafri untuk mengecek keadaan Syifa juga karena kondisi Syifa yang belum sepenuhnya pulih dari kejadian terkunci di mesin pendingin lalu.

Ketika Indri berkata itu, Dafri langsung mencari Syifa yang ternyata sudah tidak ada. Dafri kemudian panik dan menyampaikan bahwa Syifa juga sudah tidak ada.

Indri menenangkan Dafri dan menyuruhnya mencari Syifa dulu. Telepon lalu ditutup.

Namun, seusai itu, dokter langsung keluar dari ruangan dan mengabarkan bahwa Alina harus segera dioperasi karena mengalami pendarahan di kepala.

Syifa malah berpapasan dengan Nadia dan Rahmad. Nadia langsung menyalahkan Syifa atas segalanya dan mengatakan Syifa sebagai pembawa sial.

Ketika hendak memukul Syifa, Rahmad langsung menahan dan menenangkan Nadia.

Nadia langsung pergi lalu Rahmad menenangkan Syifa yang terus-terusan meminta maaf.

Nadia dan Rahmad pun sampai ke ruangan Alina namun belum diperbolehkan masuk.

Dokter kemudian keluar dan mengabari keluarga Alina bahwa Alina mengalami pendarahan di otak dan harus menjalani operasi besar. Selain itu, Alina juga memerlukan donor darah.

Karena darahnya O-, hanya bisa menerima sesama pendonor dengan darah O. Sedangkan, Dafri tidak bisa karena darahnya A.

Nadia, Rahmad, dan Syifa pun melakukan pengecekan darah.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved