Berita Populer Padang

POPULER PADANG: Lampu Lalu Lintas Durian Taruang yang Semrawut dan Cerita Dento si Penjual Dadiah.

Berita populer Padang hari ini, ada berita tentang lampu lalu lintas Simpang Durian Taruang yang semrawut dan cerita Dento si penjual dadiah.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Nandito Putra
Dento, penjual dadiah di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kota Padang. Saat ini keberadaan yogurt hasil fermentasi susu kerbau sudah sulit ditemui. 

TRIBUNPADANG.COM - Simak berikut ini berita Populer Padang selama 24 jam terakhir tayang di TribunPadang.com.

Ada berita tentang lampu lalu lintas Simpang Durian Taruang yang semrawut dan cerita Dento si penjual dadiah.

1. Lampu Lalu Lintas di Simpang Durian Taruang Padang Semrawut, Lampu Hijau Berbeda Nyala Bersamaan

Ketidakteraturan lampu lalu lintas terjadi di Simpang Durian Taruang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Lampu lalu lintas tersebut berada di persimpangan empat yang menghubungkan Jalan By Pass dengan - Jalan Raya Ampang - Jalan Kampuang Lalang.

Pantauan Tribunpadang.com di lokasi, Selasa (26/10/2022), dari arah Jalan Ampang dan Jalan Kampuang Lalang, lampu lalu lintas itu menunjukan perintah berhenti secara bersamaan.

Begitupun sebaliknya, dari dua arah tersebut juga menunjukan lampu hijau yang memberi perintah untuk melaju secara bersamaan.

Akibatnya, kendaraan dari arah Ampang dan Durian Taruang terlihat menumpuk dan semrawut tepat di tengah persimpangan.

Baca juga: Tanggapi Lampu Lalu Lintas yang Semrawut di Simpang Durian Taruang Padang, BPTD: Kita Evaluasi

Buyung (59), salah seorang karyawan rumah makan yang berada di dekat persimpangan tersebut mengatakan, arus lalu lintas di simpang tersebut sangat semrawut pada jam pulang kerja dan pagi hari.

"Menjelang magrib kendaraan dari arah Ampang dan sebaliknya sering tersendat dan menumpuk di tengah-tengah," katanya kepada TribunPadang.com, Selasa (26/10/2022).

Buyung mengatakan, sebelumnya hanya ada satu lampu yang dibuka dan ditutup.

"Sekarang lihatlah, di sini berhenti tapi di seberang sana juga berhenti," katanya.

"Pas lampu hijau juga serentak dengan yang di seberang sana, ini kan pasti menimbulkan macet," ungkap dia.

Dia menambahkan, situasi ini sudah berlangsung sebulan lebih. Ia tidak tahu apakah sistem lampu lalu lintas itu memang diatur demikian.

Menurut kesaksian Buyung, kondisi tidak teraturnya lampu lintas tersebut belum pernah mengakibatkan kecelakaan.

"Kendaraan di sini juga tidak melaju kencang, jadi belum ada kecelakaan," katanya.

Ahsan (47), warga lainnya yang sering melintasi persimpangan tersebut mengeluhkan tidak teraturnya lampu lalu lintas di Persimpangan Durian Taruang itu.

Katanya, hal itu membikin keselamatan pengendara jadi terancam.

Ia juga merasakan durasi lampu lintas tersebut juga terlalu sebentar.

"Harusnya di jam sibuk harus agak lama karena ini kan persimpangan padat," kata Ahsan.

2. Cerita Dento, Penjual Dadiah Yoghurt Tradisional Minangkabau di Padang, Sering Dibeli Pejabat

Dadiah yang terbuat dari fermentasi susu kerbau di dalam potongan bambu sudah mulai sulit ditemui, khususnya di Kota Padang.

Dento (48), salah seorang penjual dadiah di Padang mengatakan hanya dirinya yang masih menjual dadiah.

"Karena produksi dadiah ini juga sudah jarang. Saya sendiri memasok dadiah dari Balingka," katanya.

Dento menceritakan, sulitnya mendapatkan dadiah ini membuat yogurt khas Minangkabau ini menjadi makanan khas dan eksklusif.

"Yang beli dadiah ini banyak orang tua yang merantau dari darek ke Padang," katanya.

Baca juga: Kuliner Wisata Sumatera Barat: Dadiah, Yoghurt Tradisional Minangkabau dari Fermentasi Susu Kerbau

Dento mengatakan, dirinya sudah berjualan dadiah selama 15 tahun. Sebelumnya, pria asli Balingka, Kabupaten Agam ini menjual dadiah di rumahnya.

"Dadiah khas Balingka" demikian tertera di becak motor yang Dento gunakan buat berjualan.

"Kalau di Padang ini saya baru lima tahun berjualan dadiah," ujarnya.

Alasan Dento pindah dari Balingka karena tak ada lagi penjual dadiah di Kota Padang.

Dento mengatakan, di Kota Padang, pejabat pemerintah sering membeli dadiah jualannya.

"Buya Mahyeldi kalau lewat sini kadang menyempatkan singgah dan membeli dadiah," katanya.

Selain Gubernur Sumbar, dadiah khas Balingka yang dijual Dento juga pernah dibeli oleh eks Kapolda Sumbar Irjen Pol Toni Hermanto dan Irjen Pol Fakhrizal.

Dento mengatakan, Muhammad Asli Chaidir yang merupakan ayah Walikota Padang Hendri Septa, juga sering membeli dadiah yang ia jual.

"Pak Leonardy anggota DPD juga pernah beli dadiah khas Balingka ini," katanya.

Dento merupakan generasi keempat di keluarganya yang menekuni usaha berjualan dadiah.

Menurut Dento, daya tarik dadiah terletak pada khasiatnya yang bisa mencegah berbagai penyakit, seperti asma, asam lambung dan ginjal.

"Pelanggan saya di Padang ini juga ada yang pensiunan TNI, pernah tukak lambung dan akhirnya sembuh karena rutin mengonsumsi dadiah," kata Dento.

Sebelum mangkal di Jalan KH. Ahmad Dalan, Dento biasanya berjualan di kawasan GOR H. Agus Salim. 

"Karena tidak dibolehkan Satpol PP, pindahlah ke sini," kata pria berkepala plontos ini. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved