Opini Citizen Journalism

Air Mata Buaya: Idiom dari Susunan Frasa, Antara Kamuflase dan Ekspresi

PENULIS terinspirasi untuk menulis tentang ‘air mata buaya’ ini. Akan tetapi, adanya ide-ide dan topik-topik yang lain kemudian menenggelamkan rencana

Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA/DOK.PRIBADI
Ike Revita, Dosen Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas (FIB Unand) 

Opini Citizen Journalism oleh: Ike Revita, Dosen Prodi Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand)

Tuhan sudah memberimu satu wajah, dan kau malah membuat satu lagi untuk dirimu sendiri.

- William Shakespeare-

PENULIS terinspirasi untuk menulis tentang ‘air mata buaya’ ini. Akan tetapi, adanya ide-ide dan topik-topik yang lain kemudian menenggelamkan rencana menulis tentang ‘air mata buaya’ ini hingga akhirnya terjadilah artikel ini sekarang.

Air mata buaya merupakan idiom yang disusun oleh dua frasa, air mata + buaya.  KBBI (2022) memaknai air mata sebagai air yang meleleh dari mata ketika menangis.

Sementara itu, buaya diartikan sebagai binatang melata (reptilia) berdarah dingin bertubuh besar dan berkulit keras, bernapas dengan paru-paru, hidup di air (sungai, laut. Buaya juga diartikan oleh KBBI sebagai penjahat.

Ketika kedua frasa ini digabungkan maka air mata buaya dapat dimaknai sebagai air yang dikeluarkan dari mata penjahat ketika menangis.

Baca juga: Opini: Alumni Kuat Perguruan Tinggi Hebat

Ike Revita
Ike Revita, Dosen Prodi Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) (ISTIMEWA)

Bagaimana mungkin seorang penjahat itu bisa menangis?

Inilah yang menjadi alasan  kenapa si pemilik air mata buaya ini dikategorikan sebagai penjahat, karena dia memiliki kemampuan untuk mengkamuflasekan air matanya.

Air mata merupakan salah satu bentuk perwujudan dari ekspresi. Ekspresi itu bisa kebahagiaan atau kesedihan.

Banyak orang yang mengekspresikan rasa dukacita dengan air mata. Tidak sedikit pula orang yang kemudian menunjukkan rasa bahagia dengan air mata.

Sama-sama mengeluarkan air lewat matanya. Akan tetapi, ada juga fungsi lain dari air mata, tidak hanya sebagai ungkapan suka dan duka-cita, tetapi juga penyembunyian fakta.

Terkait dengan ini, ada beberapa kisah yang dapat menggambarkan bahwa fungsi mengeluarkan air mata sudah berkembang atau berubah.

Di awali dengan kisah dalam suatu ruangan, saat seseorang  menemukan anak kecil yang sedang menangis karena kehilangan ibunya.

Anak kecil itu menangis dengan tersedu-sedu.  Orang itu mencoba membantu mencarikan orang tua si anak hingga akhirnya si anak berteriak dengan mengatakan, ‘prank!’ Bapak kena prank.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved