Pasar Murah Kurang Efektif Tekan Laju Inflasi, Pengamat Ekonomi: Harusnya Intervensi Pasar
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Kota Padang Huriyatul Akmal menyebut operasi pasar murah yang digelar Pemko Padang kurang
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Kota Padang Huriyatul Akmal menyebut operasi pasar murah yang digelar Pemko Padang kurang efektif untuk menekan laju inflasi.
Hal ini dikarenakan pasar murah terkesan ekslusif dengan diadakan di halaman kantor camat.
"Siapa yang mau jauh-jauh ke kantor camat cuma beli minyak goreng, sementara ongkos ke sana Rp 10 Ribu kalau pakai ojek," ujar Huriyatul Akmal, Selasa (4/10/2022)
Menurutnya, kalau pemerintah memang serius mau intervensi pasar, dengan cara mendatangi pertemuan dan titik kumpul masyarakat.
Baca juga: Data BPS Sumbar: Bensin dan Beras Jadi Penyebab Utama Inflasi di Sumbar
Di lokasi titik kumpul masyarakatlah digelar operasi pasar murah tersebut.
"Pasar murah juga bisa digelar di pasar kaget," ujarnya
Ia menambahkan, guna menekan laju inflasi bisa juga dengan memastikan ketersediaan pasokan komoditi dan pengendalian harga.
"Sayangnya pemerintah tidak punya kemampuan dua hal ini," ungkapnya.
Huriyatul Akmal mengatakan untuk menekan laju inflasi pemerintah sudah memberikan Bansos, hanya saja berdampaknya sesaat.
Sebab kebutuhan ekonomi sifatnya konstan, setiap saat dibutuhkan masyarakat.
Baca juga: Atasi Inflasi, Pemko Padang Gelar Operasi Pasar Murah di Setiap Kecamatan pada Oktober dan November
"Untuk menekan laju inflasi, BBM harus dipertimbangkan lagi untuk diturunkan harga, mengingat harga minyak dunia sudah turun," ujarnya.
(TribunPadang.com/ Rima Kurniati)
