Suka Duka Yuska Ramadhan, Penyepuh Emas dan Perak di Pasar Raya Padang

Jasa sepuh emas di Padang dan kisah Yuska Ramadhan menjalani pekerjaan itu. Pernah bayar ganti rugi hingga tangan gatal.

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR
Sepuh emas di Padang - Yuska Ramadhan saat bekerja menyepuh emas milik pelanggannya di kawasan Pasar Raya Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (15/9/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Yuska Ramadhan, penyepuh emas dan perak di Pasar Raya Padang menceritakan suka duka menjalani pekerjaan itu.

Mengganti rugi akibat salah memberikan perhiasan milik pelanggan hingga tangan terasa gatal terkena air keras (aki), pernah dialaminya.

Yuska membayar ganti rugi sebesar Rp 500 ribu saat itu.

"Kejadian itu pada 2001. Kondisi jual beli di tempat saya sedang ramai."

"Saya juga sibuk bekerja sehingga lupa memberikan barang milik pelanggan," kata pria berusia 50 tahun itu, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Sosok Darul Zaman, Satu-satunya Penyedia Jasa Gosok Setrika Arang di Padang Teater

Selain itu, Yuska juga pernah mengalami gatal-gatal pada tangannya karena terkena air keras (aki).

"Hal itu karena bekerja sering menggunakan air keras dan air hujan,” ujarnya sambil mempraktikkan dengan memasukkan tangannya ke dalam ember berisi air.

Ketika tidak sengaja terkena air keras, biasanya Yuska membasuh tangannya menggunakan air jeruk nipis agar tidak gatal.

Menurut Yuska, melakoni pekerjaan menyepuh emas tidak semua orang bisa.

Orang yang memiliki alergi kulit akan sulit menjalani pekerjaan tersebut.

Sepuh emas di Padang - Yuska Ramadhan saat bekerja menyepuh emas milik pelanggannya di kawasan Pasar Raya Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (15/9/2022).
Sepuh emas di Padang - Yuska Ramadhan saat bekerja menyepuh emas milik pelanggannya di kawasan Pasar Raya Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (15/9/2022). (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Pria yang tinggal di Pampangan Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, ini mengaku sudah menggeluti usaha sepuh emas selama 29 tahun.

“Saya menjalani pekerjaan ini dari tahun 1993,” katanya.

Ia diajarkan oleh pamannya dan akhirnya memilih menjalani pekerjaan membuka jasa sepuh emas di Padang.

Pria yang sudah memiliki empat orang anak ini juga memiliki usaha lain.

“Saya juga punya usaha budi daya bunga,” terangnya.

Hal itu sudah tuntutan hidup baginya, karena tidak bisa berharap dari satu pemasukkan saja.

Upah yang diperoleh Yuska dari sepuh emas dan perak yakni Rp 15 ribu sampai Rp 50 ribu tergantung banyak dan beratnya.

Walaupun terbilang murah, masih ada pelanggan yang menawar untuk upah sepuh emas.

“Namun, seperti sekarang ini sedang sepi. Ya, kita terima juga asalkan tidak rugi,” pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved