Suharso Monoarfa Diberhentikan
Ketua DPC PPP Bukittinggi soal Pemberhentian Suharso Monoarfa, Dedi Fatria: Masih Ranah DPP
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Bukittinggi enggan berkomentar soal pemberhentian Suharso Monoarfa
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Rizka Desri Yusfita
Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Bukittinggi enggan berkomentar soal kisruh PPP di pusat.
Diketahui, DPP PPP telah melakukan musyawarah dan memutuskan mencopot Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum.
"Kami belum direkomendasikan untuk berkomentar, karena ini masih ranah DPP."
"Kalau kami berkomentar nanti takut salah," ujar Ketua DPC PPP Kota Bukittinggi, Dedi Fatria kepada TribunPadang.com, Rabu (7/9/2022).
Baca juga: Suharso Monoarfa Diberhentikan, DPW PPP Sumbar Hormati Mukernas, Dukung Mardiono sebagai Plt
Dia menuturkan, saat ini pihaknya masih menunggu arahan dari DPW dan DPP PPP.
Serta memantau situasi dan kondisi terbaru apa yang terjadi di pusat.
Soal Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP pada Minggu (4/9/2022) lalu, ia menyebut DPC tak ikut bersuara, karena daerah diwakili oleh DPW.
Hasil Mukernas memberhentikan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP dan menunjuk Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketua Umum.
"Kalau kita dari sini juga belum ada kajian-kajian soal ini," ujar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bukittinggi itu.
Baca juga: DPW PPP Sumbar Belum Punya Nama Bakal Capres 2024, Hariadi: Rapat Pimpinan Wilayah Belum terlaksana
Baca juga: Target Hariadi BE Setelah Terpilih Aklamasi Pimpin PPP Sumbar, Kalau Tak Juara Minimal Tiga Besar
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Hariadi turut merespon dinamika yang terjadi di pucuk pimpinan PPP saat ini terutama terkait keputusan pemberhentian Suharso Monoarfa.
Hariadi menyatakan dukungan terhadap Mardiono yang dilantik sebagai Plt karena menghormati keputusan Mukernas di Serang beberapa waktu lalu.
"Karena Mukernas udah selesai, dan didukung 30 DPW dari 34 provinsi, saya dukung Pak Mardiono sebagai Plt," kata Hariadi.
"Bukan berarti ribut sama Pak Suharso. Justru karena kami sayang beliau karena terlalu capek," tambah dia.
Ia menganggap bahwa pencopotan Suharso sebagai Ketua Umum PPP yang digantikan oleh Muhammad Mardiono ialah peralihan kepengurusan saja.
Dikatakannya, peralihan kepengurusan itu alasannya hanya sebagai bentuk pembagian tugas.
"Mungkin Pak Suharso ini terlalu banyak tugas di Bappenas, misalnya mengurus IKN lagi dan segala macam."
"Makanya mungkin majelis mengambil pertimbangan ya udah dibagi tugas ini, dan diserahkan ke Pak Mardiono," ujar dia.
Sementara itu, dinamika yang terjadi di pucuk pimpinan DPP PPP itu kata Hariadi tidak berpengaruh ke internal partai di DPW Sumbar.
Begitu juga, di tingkat dewan pimpinan cabang (DPC) kabupaten/ kota di Sumbar tidak ada gejolak sama sekali.
"Di daerah tidak ada gejolak, tidak ada masalah. Kami juga sudah komunikasi dengan DPC," kata dia.
Terakhir, ia mengklaim bahwa dinamika di PPP tidak berpengaruh terhadap gerak PPP di Sumbar menjelang pemilu tahun 2024.
"Tidak ada pengaruhnya, biasa aja," pungkas dia. (*)