Sejarah Polwan hingga Munculnya Monumen Polisi Wanita di Bukitttingi, Berawal dari sebuah Kendala
Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) menyimpan satu monumen tua Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Wanita (Polwan) Indonesia.
Penulis: Fuadi Zikri | Editor: afrizal
Relief itu menceritakan bagaimana perjuangan pasca kemerdekaan RI di Sumatra Barat hingga terbentuknya Polwan.
Secara keseluruhan, monumen ini didominasi dengan warna emas, hitam dan putih gading.
Lahirnya Polwan
Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) dikenal sebagai daerah cikal bakalnya Satuan Polisi Wanita Indonesia atau disingkat Polwan.
Pada 1 September 1948 lalu, sebanyak enam wanita di Kota Bukittinggi diikutsertakan dalam pendidikan inspektur polisi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bukittinggi.
Mereka adalah Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher yang menjadi polisi wanita pertama Indonesia.
Pada Museum Polri diterangkan, latar belakang terbentuknya Polwan karena sulitnya polisi pria dalam memeriksa korban, tersangka, atau saksi perempuan dalam sebuah kasus.
Terutama pemeriksaan fisik yang ketika itu polisi terus mengandalkan istrinya dan ASN perempuan.
Perayaan HUT ke-74 Polwan di Bukittinggi
Pada 20 Agustus 2022 lalu, ratusan Polwan dari berbagai Polda berkumpul di Kota Bukittinggi.
Mereka menggelar serangkaian kegitan peringan HUT Polwan di Kota Jam Gadang ini yang salah satunya adalah napak tilas.
Dalam napak tilas itu, para Polwan yang hadir juga memotong tumpeng di dalam monumen Polwan dan membagikan 500 sembako.
Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto menyebut, napak tilas dilakukan untuk mengenang sejarah Polwan di Bukittinggi.
Sementara, hari ini tak terlihat ada perayaan meriah HUT Polwan di Bukittinggi.
Walakin, pagi tadi Polres Bukittinggi membagikan 50 paket sembako dalam peringatan HUT Polwan. (*)