Lukisan Pola Petir di Padang, Dibuat Menggunakan Aliran Listrik, Terjual Sampai Rp3 Juta Rupiah

Lukisan yang dibentuk aliran listrik menjadi daya tarik sendiri bagi peminat seni yang ada di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rabu

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Azwirman panggilan Jarot seorang pengrajin yang membuat lukisan menggunakan pola petir di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (31/8/2022) 

Hal itu dikarenakan tidak butuh waktu lama untuk membuatnya.

"Setiap lukisan itu, berapapun banyaknya yang dibuat, tidak akan ada yang sama. Karena pola petir pada lukisan itu tercipta dari tegangan tinggi aliran listrik.

Bukan kemauan kita yang melukisnya, tapi kemauan listrik itu yang melukisnya," kata Jarot.

Fungsi beking soda pada pengerjaan karya lukis pola petir ini adalah sebagai konduktor atau pengantar arus sehingga menjadi lukisan dengan pola petir.

Sedangkan untuk alat penghantar listriknya dibuat sendiri olehnya, dikarenakan Jarot memiliki basic ilmu teknik.

"Kalau main trafo itu, sudah main saya dari dahulu. Jadi pas liat alatnya begitu, sepertinya saya sanggup membuatnya. Jadi saya buatlah sendiri hingga jadi," katanya.

Ide ini muncul setelah dirinya melihat referensi melalui kanal Youtube dari negara lain.

"Saya hobi mencari hal-hal baru. Saya lihat referensi di Youtube. Ada ketemu Youtube video bule yang menerangkan hal ini. Setelah melihat itu, sepertinya saya bisa membuatnya," katanya.

Azwirman panggilan Jarot seorang pengrajin yang membuat lukisan menggunakan pola petir di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (31/8/2022)
Azwirman panggilan Jarot seorang pengrajin yang membuat lukisan menggunakan pola petir di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (31/8/2022) (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Jarot sempat terkendala karena kurang dalam bahasa Inggris dan kurang paham bahan apa yang dioleskan pada material kayu sebelum dialiri listrik sampai diketahui ternyata menggunakan beking soda.

"Dari situ saya coba, memang betul itu bahannya. Karena berani mencoba saja. Kalau konsep ini, kalau tidak berani mencoba tidak akan dapat, itu saja," katanya.

Sedangkan untuk maknanya bisa diartikan sesuai dari sudut mana melihatnya, seperti Bukit Karang yang ada pohon rindangnya gitu dan di belakangnya ada bayangan sunset.

"Seperti gambar pemadangan di pinggir laut gitu. Untuk membuat lukisan ini membutuhkan waktu sekitar 15 menit selesai.

Habis itu kita bersihkan dengan cara dicuci pakai air untuk membuangkan arangnya. Lalu dihaluskan memakai amplas dan finishing pakai pernis kayu," kata Jarot.

Sedangkan untuk harganya dimulai dari Rp200 ribu rupiah sampai dengan Rp3 juta rupiah. Ia mengatakan untuk bahan-bahannya terbilang cukup murah, tapi untuk token listrik  sedikit membengkak.

"Lukisan ini juga bisa ditambahkan dengan keinginan pelanggan, seperti penambahan nama, foto, atau lainnya," kata Jarot. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved