Kota Bukittinggi
Kabur dari Satpol PP & Bobol Rumah Warga, Puluhan Siswa SMKN 1 Bukittinggi Diisukan DO, Kepsek: Hoax
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bukittinggi membantah keluarkan siswa yang bobol rumah warga pada Jumat (12/8/2022) lalu
Penulis: Fuadi Zikri | Editor: afrizal
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI- Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bukittinggi membantah keluarkan siswa yang bobol rumah warga pada Jumat (12/8/2022) lalu.
"Tidak tega kami DO (drop out) mereka. Mereka punya masa depan, tidak mungkin kami matikan (keluarkan)," ujar kepala sekolah, Muhammad Dinin, kepada TribunPadang.com, Selasa (16/8/2022).
Kasus bobol rumah ini terjadi saat puluhan siswa kabur dari kejaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Tarok Dipo, tak jauh dari SMKN 1 Bukittinggi.
Baca juga: Jalan Padang-Bukittinggi di Padang Luar Macet, Warman: Selalu Terjadi kalau Ada Pasar
Baca juga: Besok, Pemko Bukittinggi Kibarkan Bendera Pusaka di Lapangan Kantin: Hanya Ada di Tiga Daerah
Mereka yang takut tertangkap Pol PP kemudian mendobrak salah satu rumah warga dengan maksud bersembunyi di sana.
Pemilik rumah yang mengetahui aksi para siswa itu lalu memburu mereka hingga berlarian di sepanjang komplek di sana.
Sejumlah siswa juga ada yang diamankan personel Pol PP dan kemudian dipulangkan setelah pembinaan.
"Ada sekitar 40 orang mereka masuk ke rumah saya, mereka masuk ke semua ruangan, kamar, dapur, toilet, bahkan kamar orang tua saya," ujar pemilik rumah Megi Jarot kepada TribunPadang.com, terpisah.
Adapun isu pengeluaran para siswa yang terlibat ini menjadi cerita dari mulut ke mulut di Kota Bukittinggi.
Lanjut Muhammad Dinin, mereka yang terlibat insiden ini hanya dibina pihaknya dan dilakukan pemanggilan orang.
"Kita tidak berikan sanksi juga, kita hanya buat kesepakatan bersama orang tua mereka, kalau ini tidak akan terulang lagi," sambung dia.
Lebih jauh dikatakan Dinin, hingga saat ini ada tiga siswa yang diproses oleh sekolah, sementara siswa lainnya yang terlibat masih dicari.
Namun, pihaknya membantah jika semua siswa yang terlibat kasus itu merupakan siswa dari sekolah yang ia pimpin.
"Semuanya bukan anak kita, tapi saya pastikan ada. Kita lihat dari video yang beredar, ada anak kita. Tapi tidak banyak, sekitar delapan orang lah," tuturnya.
Sementara itu, pemilik rumah menyebut akibat insiden itu sejumlah barang dirumahnya rumah dan kondisi rumah juga berantakan.
"Yang hilang tidak ada, hanya rumah saja yang berantakan dan hari itu juga langsung kita bersihkan. Kerugiannya juga tidak banyak, tapi kesal saja," terang Megi.