Idul Adha 2022
DPO Terduga Penggelapan Uang Hewan Ternak di Bukittinggi: Kapolsek: Doakan Semoga Cepat Ditemukan
Hingga kini polisi terus memburu terduga pelaku penggelapan dana hewan kurban di Kota Bukittinggi berinisial AD (36).
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Hingga kini polisi terus memburu terduga pelaku penggelapan dana hewan kurban di Kota Bukittinggi berinisial AD (36).
Kapolsek Bukittinggi, Kompol Rita Suryanti mengatakan, timnya masih di lapangan mencari keberadaan terduga pelaku.
Dia menyebut, sejak mulainya diselidiki kasus ini, sudah cukup banyak saksi yang dimintai keterangan pihaknya.
Sejumlah barang bukti, kata kapolsek juga sudah dikumpulkan, mulai dari bukti setoran korban kepada terduga pelaku hingga motor milik pelaku.
"Doakan semoga AD cepat kita temukan keberadaan," ujar Kompol Rita Suryanti dihubungi TribunPadang.com, Senin (18/7/2022) siang.
Diketahui, pada (Senin 18/7/2022) hari ini merupakan pekan kedua AD diburu polisi sejak dilaporkan pada Minggu (10/7/2022) lalu.
Tak hanya Polsek Bukittinggi yang memburunya, namun juga Polsek Tilantang Kamang dengan kasus yang sama.
Kompol Rita Suryanti menambahkan upaya pencarian AD juga diperkuat oleh anggota reskrim Polres Bukittinggi.
"Kita backup full pencarian ini. Sekarang tim kita masih di lapangan juga bersama tim Polsek mencari keberadaannya," ujar Kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Ardiansyah Rolindo terpisah.
Sebelumnya di Polsek Bukittinggi ada tiga laporan yang diterima polisi terkait dugaan pelanggaran Pasal 372 KUHP yang dilanggar AD.
Laporan pertama dibuat oleh Musala Baitul Jannah, Cimpago Ipuah pada Minggu siang.
Kemudian disusul Alumni SMAN 3 Bukittinggi dan Musala Tawfiq, Pulai Anak Air pada keesokan harinya, Senin (11/7/2022).
Sedangkan, di Polsek Tilantang Kamang satu laporan dari Klinik BPS Bunda pada Senin siang.
Polisi menyebut total kerugian mencapai Rp257 juta dari total 13 ekor sapi dan seekor kambing yang uangnya dibawa kabur AD.
Diduga, kerugian jauh lebih banyak karena masih ada korban lainnya dan tidak membuat laporan ke polisi.
"Sejauh ini kita belum menerbitkan surat DPO (daftar pencarian orang) buat AD, kita masih upayakan mencarinya," sambung Rita.
Perlu diketahui, kasus ini mulai mencuat saat Musala Baitul Jannah yang batal menyembelih hewan kurban karena kurbannya tak kunjung datang.
AD yang merupakan penyedia sapi kurban juga tak bisa dihubungi pihak panitia kurban musala tersebut sehingga mereka merasa ditipu.
Pihak panitia kurban bersama pengurus musala itupun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bukittinggi.
Usus punya usut, ternyata korbannya tidak satu. Sejumlah korban lainnya berdatangan ke kantor polisi yang sama untuk membuat laporan.
Hasil penyelidikan terakhir polisi, keberadaan AD terlacak di kawasan Padang Panjang dan polisi pun menemukan motornya di sana.
Motor yang ia bawa dari kediamannya pada Jumat (8/7/2022) pagi ditinggalkan di belakang ATM Bank Nagari Batipuh, Kabupaten Tanah Datar.
Motor tersebut ditemukan oleh warga setempat tak bertuan pada Jumat pagi dan kini diamankan di Mapolsek Bukittinggi.
Baca juga: Korban Dugaan Penggelapan Uang Hewan Kurban di Bukittinggi, Peserta Sebut Terduga, Tauke Langganan
Dilansir TribunPadang.com, Panitia ibadah kurban Musala Tawfiq di Pulai Anak Air, Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) diketahui juga menjadi korban penyedia sapi berinisial A.
Sebelumnya, A diduga telah menggelapkan uang kurban sejumlah peserta kurban di beberapa musala di Kota Bukittinggi.
Noni, seorang peserta kurban di Musala Tawfiq mengatakan, ada dua kurban yang dipesan oleh musala tempat ia berkurban.
Kepada TribunPadang.com, Senin (11/7/2022) siang, menuturkan ada tiga sapi dan satu kambing yang akan disembelih di Musala Tawfiq pada Minggu (10/7/2022) kemarin.
Dugaan penggelapan yang dilakukan oleh penyedia atau tauke diketahui satu hari sebelum hari penyembelihan, Sabtu (9/7/2022).
Dia melanjutkan, panitia kurban sebelumnya sudah langganan beberapa kali dengan A, dan selama itu prosesnya berjalan lancar.
Dia menambahkan, pihak panitia kurban mencari alternatif lain agar proses penyembelihan di Musala Tawfiq tetap berjalan.
Ia menuturkan satu sapi kurban lainnya dipesan pihaknya melalui penyedia hewan kurban dari daerah Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Sementara itu, katanya dua sapi lainnya dibeli lagi sehingga warga sekitar Musala Tawfiq tetap bisa menikmati daging kurban.

Baca juga: Terkait Pembawa Kabur Uang Kurban di Bukittinggi, Kompol Rita Suryanti: Dijerat Pasal Penggelapan
Aksi Pelaku Terendus Polisi
Dilansir TribunPadang.com, Polisi memburu penyedia sapi kurban berinisial A yang membawa kabur uang sejumlah peserta kurban di Kota Bukittinggi.
Kapolsek Bukittinggi, Kompol Rita Suryanti mengatakan, keberadaan terduga pelaku saat ini sudah terendus pihaknya.
"Tim kita sekarang di lapangan, doakan terduga pelaku ini semoga cepat tertangkap," ujar Kompol Rita Suryanti kepada TribunPadang.com, Senin (11/7/2022).
Perwira menengah Polri itu menuturkan terduga pelaku melanggar Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan dengan ancaman empat tahun penjara.
"Ini kasusnya penggelapan, karena uangnya sudah ditangan pelaku," ucap Kompol Rita Suryanti .
Kapolsek Kompol Rita Suryanti menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah menerima dua laporan terkait kasus ini, yaitu Misala Baitul Jannah di Cimpago Ipuah dan Musala Tawfiq di Pulai Anak Air.
"Kita masih menyelidiki apakah ada korban lainnya atau tidak, dugaan kami korbannya ini banyak," ungkap Kompol Rita Suryanti .
Sebelumnya, kasus ini mulai mencuat pada Minggu (10/7/2022) kemarin.
Satu musala di Kota Bukittinggi, yaitu Musala Baitul Jannah melapor dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh terduga pelaku.
Pengurus musala itu melaporkan hewan kurban yang dipesannya kepada pelaku belum kunjung tiba.
Sementara uang pembelian telah diserahkan dengan total kerugian Rp100,8 juta dari lima ekor sapi dan seekor kambing yang dipesan.
Pihak panitia kurban musala itu telah menghubungi terduga pelaku namun kontak handphone/HP tak aktif lagi.
Usut punya usut, ternyata kasus ini tak hanya terjadi di musala itu saja dan akhirnya viral di media sosial.
Ditindaklanjuti Polisi
Hingga kini, jumlah korban diduga penipuan dan penggelapan hewan kurban di Kota Bukittinggi, ternyata tidak hanya satu menyusul laporan panitia dari musala setempat.
Kapolsek Bukittinggi, Kompol Rita Suryanti mengatakan, juga ada panitia dari musala lainnya, yang diduga turut memesan sapi korban kepada terduga pelaku.
"Dari penyelidikan kita sejauh ini ada dua yang menjadi korban," ujar Kapolsek Kompol Rita Suryanti kepada TribunPadang.com, Senin (11/7/2022) siang
Perwira menengah Polri itu menuturkan sejauh ini baru satu korban yang membuat laporan ke mapolsek yang ia pimpin.
Satu korban lainnya adalah Musala Al Taufik yang berlokasi di Koto Dalam, Kelurahan Pulai Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi.
Lebih rinci ia menjelaskan, total korban di Musala Baitul Jannah berjumlah 36 orang dari total lima sapi kurban dan seekor kambing.
Kemudian di Musala Al Taufik terdapat 14 orang kurban dari total dua sapi kurban yang dipesan.
"Untuk satu orangnya harga kurbannya Rp2,8 juta. Jadi total kerugian lebih dari Rp100 juta," terang Kompol Rita Suryanti.
Rita melanjutkan, saat ini pihak ini masih mendalami dan menyelidiki kasus ini apakah ada korban lainnya atau tidak.
"Untuk pelaku berinisial A, sekarang sedang kita buru," ucap Kompol Rita Suryanti.
Diketahui, kasus ini mulai mencuat sejak Minggu (10/7/2022) kemarin setelah hewan kurban di Musala Baitul Jannah tak kunjung datang sesuai jadwal yang dijanjikan.
Ada sebanyak lima sapi dan satu kambing yang dipesan pihak musala tersebut ke terduga pelaku dengan total Rp 100,8 juta.

Sebelumnya, bantuan kurban untuk Musala Baitul Jannah, Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terus mengalir hingga, Senin (11/7/2022).
Ketua Panitia Kurban Musala Baitul Jannah, M Zadri mengatakan, hingga Senin pagi tadi pihaknya mendapatkan bantuan satu sapi dan kambing.
Bantuan tersebut datang dari kelompok dan individu yang langsung diterima pihaknya dan langsung pula disembelih bersama-sama.(TribunPadang.com/M Fuadi Zikri)