Berita Populer Sumbar
POPULER SUMBAR: Tabligh Akbar bersama UAS di Pariaman, Festival Kebudayaan Pekan Nan Tumpah 2021
Berikut ini berita Populer Sumbar yang tayang selama 24 jam terakhir di TribunPadang.com Ada berita tentang Ribuan Jamaah Padati GOR Rawang
Pekan Nan Tumpah 2021 ini diselenggarakan mulai tanggal 1 hingga 7 Juli 2022.
Selama sepekan, para penikmat seni dapat mengunjungi Taman Budaya Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk melihat pameran, serta pertunjukan seni, baik tradisional maupun kontemporer.
Pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 10 ribu untuk menikmati semua pertunjukan dan pameran dari seniman dan pelaku kreatif asal Sumbar.
Untuk diketahui, Pekan Nan Tumpah 2021 ini bertemakan 'Pandemi Hahahihi', dengan tagline 'Lain Sakit Lain Diobat'.
Ketua panitia Pekan Nan Tumpah 2021, Tenku Raja Ganesha mengatakan, festival ini ialah ajang dua tahunan yang sudah ada sejak tahun 2011.
"Ini program dua tahunan sejak tahun 2011, harusnya terselenggara pada 2021, karena Pandemi Covid-19, maka diadakan di tahun 2022," ujar Tenku pada Sabtu (2/6/2022) malam.
Dikatakannya, untuk mempertahankan konsistensi, gelaran kali ini tetap dinamakan Pekan Nan Tumpah 2021 meski dilaksanakan tahun 2022.
Pekan Nan Tumpah 2021 ini, kata Tenku, melibatkan puluhan seniman yang berasal dari Sumbar.
"Kalau seniman ada 34, ada yang dari komunitas atau karya kolektif, dan ada juga karya individu serta sejumlah UMKM," kata dia.
Pengunjung dapat menikmati pameran di dalam dan di luar galeri, pertunjukan seni, panggung band, lapak baca, sketchday setiap hari, pemutaran film, hingga panggung tradisi.
Dikatakannya, kurator pada Pekan Nan Tumpah ini ada tiga orang, yaitu Mahatma Muhammad, Rijal Tanmenan dan Yunisa Dwiranda.
Sementara, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat, Undri dalam sambutannya mengatakan bahwa Pekan Nan Tumpah yang digagas oleh Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) tersebut diretas lebih jauh, sebuah sarana komunikasi yang penting untuk membangun, memberdayakan, dan pengakuan suatu identitas budaya khususnya budaya lokal.
Semua orang, kata dia, menyadari menyadari akan fenomena dan dampak globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan lokal dalam rangka kekuatan unggulan daerah dalam berkompetisi memasuki persaingan-persaingan global, maka diperlukan sebuah program pelestarian dan pengembangan kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
"Komunitas Seni Nan Tumpah telah ambil bagian dan upaya ke arah tersebut, bagaimana dengan komunitas lain?sebuah pertanyaan yang perlu dijawab dengan gerakan aksi nyata!," kata Undri.
BPNB Sumbar yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mendukung penuh kegiatan Pekan Nan Tumpah yang bertemakan Pandemi Hahahihi: Lain Sakit, Lain Diobat.
"Harapannya, dengan kegiatan ini dapat memajukan kebudayaan daerah, dan dapat membangkitkan kembali aura berkebudayaan yang menyejahterakan dan membahagiakan untuk semua," pungkas dia. (*)