Bolehkan Puasa Dzulhijjah Tidak Berurutan dan Tidak Penuh Sembilan Hari?
Bagaimana jika puasa Dzulhijjah tidak penuh sembilan hari? Bolehkan puasa Dzulhijjah digabung dengan puasa senin kamis?
TRIBUNPADANG.COM - Dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, salah satunya berpuasa sunnah.
Dalam sebuah hadits disebutkan,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini." (HR At-Tirmidzi).
Lalu, bolehkah jika puasa Dzulhijjah tidak berurutan dan tidak penuh sembilan hari?
Dikutip dari Bimas Islam Kementerian Agama, berpuasa di bulan Dzulhijjah tidak sampai 9 hari, melainkan hanya 3 hari misalnya, maka hukumnya boleh dan sah.
Karena hukum puasa 9 hari di bulan Dzulhijjah adalah sunnah, serta keabsahan satu hari puasa tidak tergantung pada hari sebelum dan sesudahnya.
Baca juga: BACAAN NIAT Puasa Dzulhijjah Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin
Baca juga: Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Mulai Kapan Puasa Dzulhijjah 2022?
Selain itu, jika kita ingin menggabungkan puasa Dzulhijjah dengan puasa senin kamis juga diperbolehkan.
Berikut Niat Gabungan Puasa Senin Kamis dan Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ (يَوْمَ الْخَمِيْسِ) وَشَهْرِ ذِيْ الحِجَّةِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Shouma Yaumal Itsnaini (yaumil khamis) wa syahri Dzilhijjah Sunnatan Lillaahi Ta’aalaa
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Senin atau hari Kamis dan puasa bulan Dzulhijjah, sunah karena Allah Taala."
Dikutip dari Islami.co, Syekh Yasin bin Isa al-Fadani, dalam kitabnya, al-Fawaid al-Janiyah menjelaskan bahwa ada beberapa ibadah yang bisa dilakukan dengan bersamaan dengan menggabungkan niatnya.
Syekh Yasin al-Fadani membagi hal ini menjadi empat bagian:
Pertama, menggabungkan amalan yang berupa ibadah dengan hal yang tidak bernilai ibadah dalam satu kali niat, seperti meniatkan bacaan Al-Quran dalam shalat sebagai ibadah membaca Al-Quran, hal ini diperbolehkan dan tidak membatalkan shalat.
Kedua, menggabungkan amalan ibadah yang fardhu dengan ibadah yang sunnah.
Hal ini bisa bermacam-macam, terkadang sah keduanya, terkadang hanya sah salah satunya.
Penjelasan kategori kedua ini akan penulis jelaskan dalam kesempatan yang lain.
Baca juga: Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijjah, Berikut Penjelasan Disertai Bacaan Niat
Ketiga, menggabungkan dua ibadah fardhu, seperti menggabung niat wudhu dengan mandi jinabat. Menurut Syekh Yasin al-Fadani, kedua ibadah fardhu tetap sah berdasarkan kaul yang paling sahih.
Keempat, menggabungkan niat ibadah sunnah dengan ibadah sunnah yang lain.
Syekh Yasin mencontohkan menggabungkan mandi shalat Idul Fitri dengan mandi shalat Jumat. Keduanya sama-sama sah.
Berdasarkan keterangan dari 4 kategori ini maka sah jika menggabungkan dua puasa sunnah Dzulhijjah jelang Idul Adha, baik itu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah atau Arafah dengan puasa senin kamis.
Sesuai dengan kategori keempat yaitu menggabungkan dua sunnah puasa Senin - Kamis dengan Puasa Dzulhijjah atau lainnya.
Kita tahu bahwa puasa Senin Kamis termasuk ibadah sunnah, begitu juga dengan puasa Dzulhijjah.
Dua ibadah sunnah bisa dilakukan dan tetap akan mendapatkan pahala dan keutamaan berlipat dari kedua puasa sunnah ini, cukup dalam satu kali puasa.
Untuk itu bagi yang hendak melaksanakan ibadah puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah bisa sekaligus melaksanakan puasa sunnah Senin-Kamis jika memang bersamaan waktunya.
Akan mendapatkan keutamaan dari dua puasa sunnah secara bersamaan.
(*)