Harimau Sumatera Puti Maua Agam Ditemukan Mati di Kandang Perawatan

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Puti Maua Agam dilaporkan mati pada Rabu (8/6/2022). Harimau ini mati di Pusat Rehabilitasi

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
ISTIMEWA/DOK.PR-HSD ARSARI 
Harimau betina bernama Puti Maua Agam saat berada di PR-HSD ARSARI untuk dilakukan observasi, Rabu (12/1/2022). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Puti Maua Agam dilaporkan mati pada Rabu (8/6/2022).

Harimau ini mati di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD).

Puti Maua Agam telah menjalani rehabilitasi sejak 11 Januari 2022 di PR-HSD setelah masuk kandang jebak di Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aie, Kecamatan Palembayan,  Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Baca juga: Indonesia vs Malaysia, Shin Tae-yong Inginkan Marc Klok Cs Berhati-hati, Hadapi Skuad Harimau Malaya

Baca juga: Berita Populer Sumbar: Biaya Haji 2022 Naik, Harimau Sumatera, Nelayan di Pesisir Selatan

Selama menjalani rehabilitasi, PR-HSD secara rutin melaporkan perkembangan pemeliharaan dan perawatan satwa ke Balai KSDA Sumatera Barat.

Laporan kondisi kesehatan harimau sampai dengan tanggal 13 April 2022 menyatakan bahwa Puti Maua Agam dalam kondisi sehat dan siap untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Baca juga: Penyebab Harimau Sumatera Bergeser ke Kota Solok hingga BKSDA Tak Pasang Perangkap di Kabupaten

Baca juga: Berita Populer Sumbar: Harimau Sumatera, Wapres Maruf Amin Luncurkan Gernas BBI, Pejabat Dilantik

Hal tersebut ditindaklanjuti oleh Balai KSDA Sumatera Barat dengan menyiapkan skenario pelepasliaran dengan melakukan kegiatan studi analisis kesesuaian habitat Harimau Sumatera di Sumbar.

"Sebelum lepasliar, terpantau harimau mengalami penurunan status kesehatan dari tanggal 18-27 Mei 2022 dengan gejala penurunan nafsu makan dan minum," kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, Kamis (9/6/2022).

Selain itu, feses lembek berwarna putih kapur serta terdapat luka di punggung yang sudah mengarah ke miasis.

Tim Medis PR-HSD telah melakukan penanganan medis dengan pemberian vitamin dan obat-obatan baik secara injeksi maupun oral.

"Kondisi harimau Puti Maua Agam sempat membaik ditandai dengan nafsu makan dan minum mulai normal, luka miasis membaik 70 persen serta perilaku kembali agresif dan responsive," kata Ardi Andono.

Pada tanggal 6-7 Juni 2022, dilaporkan kembali Puti Maua Agam mengalami penurunan kesehatan disertai sesak nafas dan pernafasan dangkal, hipersalivasi serta mulut berbuih.

"Tim Medis telah melakukan penanganan dengan pemberian atropine sulfat dan nebul salbutol,  sehingga berhasil mengurangi buih dan hipersalivasi," kata Ardi Andono.

Setelah dilakukan penanganan yang maksimal, pada tanggal 8 Juni 2022 sekitar pukul 05.00 WIB tim medis menemukan harimau dengan kondisi sudah tidak terselamatkan di kandang perawatan PR-HSD. (*)
 

 


 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved