Sering Ditanya Kapan Nikah? Jangan Sampai Tertekan, Persiapkan Fisik, Ekonomi hingga Mental

Sering ditanya kapan nikah? Kamu tidak sendirian, pasti banyak orang yang mendapat pertanyaan serupa.

Editor: Rizka Desri Yusfita
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi menikah - Sering ditanya kapan nikah? Kamu tidak sendirian, pasti banyak orang yang mendapat pertanyaan serupa. 

TRIBUNPADANG.COM - Sering ditanya kapan nikah?

Kamu tidak sendirian, pasti banyak orang yang mendapat pertanyaan serupa.

Menikah adalah ibadah terpanjang selama hidup.

Oleh karena itu banyak yang harus benar-benar dipersiapkan secara matang karena menikah itu ikatan yang sakral.

Baik itu kesiapan fisik, batin, ekonomi dan mental.

Baca juga: Apa itu Mental Health? Mengapa Kesehatan Mental itu Penting?

Baca juga: Fase Penting Bentuk Kesehatan Mental yang Kuat, Bangun Kualitas Hidup Lebih Baik

Baca juga: Menjadi Sporty untuk Menjaga Kesehatan Mental, dan Hindari Depresi

Dilansir Tribun Jogja dari Kompas.com, ada beberapa hal efek positif dari pertanyaan kapan nikah.

Misalnya, tetap cuek dan menanggapinya dengan tenang.

Ada yang mendapat pencerahan dari pertanyaan tersebut, contohnya, "Kamu mau mencarikan saya jodoh?", yang kemudian akan membukakan jalan jodohnya.

Efek negatifnya, bisa menimbulkan stres, frustasi, atau menghindar secara sosial.

Kedua efek tersebut muncul tergantung dua faktor, internal dan eksternal.

Faktor internal antara lain adalah, apakah ada trauma dalam diri orang tersebut, putus hubungan cinta, kepercayaan diri, atau cara berpikirnya.

Jika seseorang merasa pertanyaan tersebut menuntut, kemudian membandingkan dirinya dengan orang lain, hal tersebut akan menuju pada efek negatif.

Kepercayaan diri menjadi hal penting dalam konteks ini.

Jika seseorang percaya diri, pertanyaan tersebut tidak akan mempengaruhi sebenarnya.

Faktor eksternal adalah yang muncul dari luar, seperti lingkungan sosialnya atau tekanan pihak keluarga.

Ia mengatakan, besarnya efek dari pertanyaan ini terhadap seseorang tergantung dari besarnya harapan dan kenyataan.

Contohnya, ketika seseorang yang masih kuliah ditanya soal ini, akan biasa saja karena tidak ada harapan besar agar ia cepat menikah.

Akan tetapi, berbeda halnya jika terjadi pada seseorang yang secara umur memang sudah matang.

Mereka mempunyai harapan tinggi terhadap pernikahan, tapi kenyataannya belum bisa terealisasi.

Maka, pertanyaan ini bisa menjadi pertanyaan yang sensitif.

(TRIBUNJOGJA.COM) (Kompas.com)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved