Kelas 2 Tema 8
Tema 8 Kelas 2 Temukan 5 Kalimat Dalam Cerita yang di Dalamnya Memuat Aturan Penulisan Huruf Kapital
Berikut soal dan kunci jawaban tema 8 kelas 2 SD halaman 171: kalimat yang memuat aturan penulisan huruf kapital dalam cerita Pemuda Bersuling Ajaib
TRIBUNPADANG.COM - Temukan 5 kalimat dalam cerita yang di dalamnya memuat aturan penulisan huruf kapital!
Sebelumnya siswa diminta memahami teks cerita "Pemuda Bersuling Ajaib"!
Jawaban pada artikel ini dapat digunakan orang tua sebagai pedoman untuk mengawasi anak belajar di rumah.
Para siswa diharap dapat menjawab dengan jawabannya sendiri terlebih dahulu.
Kemudian gunakan jawaban pada artikel ini untuk mengoreksi.
Baca juga: JAWABAN Tematik: Tuliskanlah Alamat Rumah Udin dan Teman-teman Berdasarkan Denah yang Kamu Amati!
Baca juga: Jawaban Tema 9 Kelas 4: Apa Manfaat Kerja Bakti Dalam Menjaga Sikap Persatuan dan Kesatuan Warga?
Berikut Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 2 SD Halaman 171:
Bacalah kenbali teks cerita "Pemuda Bersuling Ajaib"!
Temukan 5 kalimat dalam cerita yang di dalamnya memuat aturan penulisan huruf kapital!
Tuliskan hasilnya di bawah ini!
Jawaban:
- Dahulu kala, terdapat sebuah kota yang terletak di kaki Bukit Malaga.
- Penduduk yang tinggal di kota Hamelin hidup dengan aman dan damai.
- Musibah yang menimpa kota Hamelin rupanya telah tersebar luas hingga ke kota-kota lain.
- Pemuda itu bernama Satria.
- Sebagai imbalannya, sang pemuda meminta upah dua keping emas kepada setiap orang yang ada di Hamelin.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 2 SD Halaman 170 171 172 173 174 175 Subtema 4 Pembelajaran 2
Baca juga: Jawaban Tema 8 Kelas 2 Halaman 141: Apa Saja Aturan Berjalan di Jalan Raya yang Kamu Ketahui?
Pemuda Bersuling Ajaib
Dahulu kala, terdapat sebuah kota yang terletak di kaki Bukit Malaga. Kota itu bernama kota Hamelin. Penduduk yang tinggal di kota Hamelin hidup dengan aman dan damai.
Sayangnya, kesadaran mereka terhadap kebersihan lingkungan sangat memprihatinkan. Mereka suka membuang sampah di sembarang tempat.
Hingga akhirnya sampah-sampah itu menjadi sarang tikus. Seiring berjalannya waktu, jumlah tikus terus bertambah. Kota pun dipenuhi oleh kawanan tikus.
Semua jalan dipenuhi para tikus. Banyak warga yang kecelakaan hingga akhirnya meninggal karenanya.
Musibah yang menimpa kota Hamelin rupanya telah tersebar luas hingga ke kota-kota lain. Dari salah satu kota tersebut, ada seorang pemuda yang datang ke kota Hamelin.
Pemuda itu bernama Satria. Ia menawarkan diri untuk mengusir semua tikus yang berkeliaran. Sebagai imbalannya, sang pemuda meminta upah dua keping emas kepada setiap orang yang ada di Hamelin.
Warga Hamelin setuju dan sepakat untuk membayar. Pemuda itu mengeluarkan sebuah seruling dan mulai meniupnya.
Suara yang keluar dari seruling itu sangat merdu. Suaranya membuat siapa saja yang mendengarnya terlena.
Para tikus yang mendengarnya seakan terhipnotis. Para tikus mulai keluar dari persembunyian. Mereka berkumpul di sekeliling pemuda. Pemuda itu lalu berjalan menuju sebuah sungai.
Setelah sampai, sang pemuda langsung menceburkan diri ke tengah sungai. Hal itu diikuti pula oleh para tikus.
Ternyata para tikus tersebut tidak dapat berenang. Akhirnya semua tikus hanyut dan tenggelam.
Sejak saat itu, penduduk kota Hamelin memperhatikan kebersihan lingkungan. Mereka tidak mau kejadian sebelumnya terulang kembali.
(TribunPadang.com)