Konflik Rusia Ukraina

Putin, Macron, dan Scholz Singgung Kesiapan Moskwa, Lanjutkan Negosiasi Damai dengan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyinggung soal kesiapan Moskow guna melanjutkan nego

Editor: Emil Mahmud
PHOTO BY HANDOUT/MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS/AFP
ILUSTRASI: Foto selebaran rilis 18 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan kereta pasukan Rusia yang mengangkut kendaraan militer tiba untuk latihan di Belarus. 

TRIBUNPADANG.COM, KREMLIN - Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyinggung soal kesiapan Moskow guna melanjutkan negosiasi damai dengan Ukraina.

Dilansir Tass, layanan pers Kremlin mengumumkan hal ini pada Sabtu (28/5/2022).

"Perhatian khusus diberikan pada keadaan di jalur negosiasi, yang dibekukan karena Kiev," terang pernyataan tersebut.

"Vladimir Putin menegaskan Rusia terbuka untuk melanjutkan dialog," imbuhnya.

Baca juga: Elisabeth Borne Gantikan Jean Castex: Perdana Menteri Baru Prancis, Pilihan Presiden Emmanuel Macron

Singgung senjata barat

Dalam percakapan telepon dengan Macron dan Scholz, Putin menekankan bahaya memompa Ukraina dengan senjata Barat, kata layanan pers Kremlin.

"Presiden Rusia juga menyoroti masalah pemompaan berbahaya yang sedang berlangsung di Ukraina dengan senjata Barat, memperingatkan risiko destabilisasi lebih lanjut dari situasi dan memperburuk krisis kemanusiaan," kata pernyataan itu.

Masalah dengan makanan

Lalu, tiga pemimpin tersebut juga membahas masalah dengan pasokan makanan disebabkan oleh sanksi anti-Rusia dan kesalahan lain dari Barat.

"Berdasarkan data spesifik, Vladimir Putin menjelaskan alasan sebenarnya dari kesulitan pasokan makanan, yang merupakan akibat dari kebijakan ekonomi dan keuangan yang salah arah dari negara-negara Barat, serta sanksi anti-Rusia yang mereka kenakan," kata pernyataan itu.

Kremlin mencatat Rusia siap membantu menemukan opsi untuk ekspor gandum tanpa hambatan, termasuk ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam.

"Meningkatkan pasokan pupuk dan produk pertanian Rusia juga akan membantu mengurangi ketegangan di pasar pangan global, yang tentu saja memerlukan penghapusan pembatasan yang relevan," kata pernyataan itu.

"Para pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak," kata Kremlin.

Baca juga: Fabio Quartararo Hilang Feeling saat Kualifikasi: Jaga Asa Naik Podium di Sirkuit Mugello, Malam Ini

Lavrov sebut situasi pangan global terpengaruh pandemi

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov krisis pangan global terjadi jauh sebelum dimulainya operasi militer di Ukraina.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved