Hewan Ternak di Sumbar Positif PMK

Kasus PMK di Sijunjung: Per Jumat, 20 Mei 2022 Tercatat 43 Suspek, yang Tersebar di 3 Kecamatan

Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah, sebanyak 43 suspek, atau ternak yang terjangkit gejala

Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Emil Mahmud
IST/DOK.DINAS PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN LIMAPULUH KOTA
Akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), sejumlah Pasar ternak di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) terpaksa harus ditutup. Salah satunya adalah pasar ternak Limbanang yang berada di Kabupaten Limapuluh Kota. 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG- Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah, sebanyak 43 suspek, atau ternak yang terjangkit gejala serupa tercatat hingga, Jumat (20/5/2022).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Sijunjung, drh Ade Meliala mengatakan dari semua suspek tersebut terdapat di Kecamatan Kupitan, Kecamatan IV Nagari, Kecamatan Lubuk Tarok.

"Untuk saat ini ternak yang menjadi suspek PMK tersebut yaitu sapi dan kerbau, yang mana kami dari medis Puskeswan Palangki sudah melakukan tindakan simptomatik atau tindakan pengobatan," ungkapnya, Jumat (20/5/2022).

Dikatakannya, sesuai dengan arahan dari gubernur, pihaknya saat ini masih menutup Pasar Ternak Palangki tempat dimana kasus PMK pertama terjadi.

"Selain Pasar Ternak Palangki yang merupakan pasar regional, kami juga memiliki pasar satelit yaitu Pasar Ternak Kumanis yang juga kami tutup saat ini," ujar Ade Meliala.

Kata Ade, penutupan pasar ternak tersebut ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.

"Sesuai SOP dari kementerian untuk mencegah penyebaran PMK ini, pasar ternak tetap akan kami tutup, saat nantinya penyakit ini sudah terkendali, maka dimungkinkan pasar ternak kembali dibuka," terangnya.

Kabid Keswan Dinas Pertanian Sijunjung itu, meminta kepada masyarakat yang memiliki ternak, apabila terdapat gejala PMK agar segera melaporkan ke pihaknya.

PMK di Sumbar

Dilansir TribunPadang.com, Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Sumatera Barat kembali mengalami lonjakan, total tercatat ada sebanyak 322 kasus  per Kamis (19/5/2022) pukul 23.30 WIB.

Sehingga dari data sebelumnya ada tambahan sebanyak 179 kasus hewan ternak terjangkit PMK di Sumbar, diketahui Rabu (18/5/2022) tercatat ada sebanyak 143 kasus hewan ternak terjangkit PMK.

Berdasarkan data terbaru ini, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Erinaldi, memaparkan jumlah kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 112 ekor tambahan kasus ternak hewan terpapar PMK.

Terbanyak paparan di Kabupaten Tanah Datar ditemui di Kecamatan Limo Kaum sebanyak 44 kasus, lalu di Kecamatan Pariangan sebanyak 37 ekor, Kecamatan Sungai  Tarab sebanyak 18 ekor.

Lebih lanjut, Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Tanjung Emas masing-masing 3 ekor dan Kecamatan Batipuh sebanyak 4 ekor.

Ada juga tambahan 12 kasus di Kabupaten Sijunjung dengan total kasus sebanyak 43 ekor ternak terpapar PMK, tersebar di Kecamatan IV Nagari sebanyak 37 ekor, Kecamatan Lubuk Tarok 5 ekor dan Kecamatan Kupitan 1 ekor.

Sedangkan, di Kabupaten Padang Pariaman belum ada penambahan kasus baru, Kamis (18/5/2022). Jumlahnya masih sama yaitu sebanyak 58 kasus yang tersebar di Kecamatan Aur IV Koto Aur Malintang sebanyak 50 kasus, lalu di Kecamatan Ulakan Tapakis 4 kasus dan Kecamatan 2x11 Enam Lingkung sebanyak 4 ekor.

Penambahan hewan ternak terjangkit PMK di Kota Payakumbuh  juga mengalami peningkatan sebanyak 4 kasus dengan total 8 kasus di Kecamatan Payakumbuh Timur.

Lalu di Kota Padang jumlah kasus masih sama yaitu sebanyak 32 kasus di Kecamatan Lubuk Begalung.

Berdasarkan hasil suspek terlaporkan kasus tapi masih dalam proses pengujian labor, setelah hasil keluar terjadi tambahan kasus terbaru di Kota Pariaman dan Kabupaten Solok Selatan.

Total temuan kasus terbaru di Kota Pariaman sebanyak 25 kasus yang tersebar di Kecamatan Pariaman Selatan sebanyak 24 kasus dan Kecamatan Pariaman Tengah sebanyak 1 kasus. 

Sedangkan, di Kabupaten Solok Selatan berdasarkan hasil labor tersebut ada temuan sebanyak 9 kasus di Kecamatan Sangir.

Melalui upadate data terbaru situasi status PMK Sumbar ini, kata Erinaldi masih berkutat pada 8 dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK, Disnak Keswan Padang Pariaman Turunkan, Dua Tim Periksa Kesehatan Hewan

Status Hasil Uji Laboratorium

Dilansir TribunPadang.com, kondisi penyebaran Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Sumatera Barat (Sumbar) terus mengalami peningkatan, hingga Rabu  (18/5/2022) tercatat ada 143 kasus hewan ternak terjangkit PMK di Sumbar.

Jumlah kasus ini membuat Sumbar saat ini kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, M Kamil berstatus tertular dari pengujian laboratorium.

“Sampai saat ini Sumbar masih daerah tertular berdasarkan hasil pengujian laboratorium,” katanya pada TribunPadang.com.

Dalam kondisi seperti itu, membuat Sumbar masih membolehkan  dan mengizinkan pengeluaran dan pemasukan ternak di Sumbar.

Baca juga: Waspada Wabah Cacar Monyet, Dikabarkan Telah Menyebar di Beberapa Negara Eropa

Ilustrasi: Dinas Pertanian Kota Padang melakukan pemeriksaan sapi di kandang sapi Pak Emi sebagai antisipasi PMK, Jumat (13/5/2022)
Ilustrasi: Dinas Pertanian Kota Padang melakukan pemeriksaan sapi di kandang sapi Pak Emi sebagai antisipasi PMK, Jumat (13/5/2022) (TribunPadang.com/Rima Kurniati)

Baca juga: Cara Mengobati Cacar Monyet, Wabah yang Kini Merebak di Beberapa Negara, Bagaimana Mencegahnya?

Sebelumnya, diketahui dalam keputusan Menteri Pertanian RI nomor 403/KPTS/PK.300/M/05/2022 dan Nomor 404/KPTS/PK.300/M/05/2022 sudah ada dua provinsi yang ditetapkan berstatus sebagai daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku.

Dalam surat keputusan (9/5/2022) ditetapkan Jawa Timur dan beberapa kabupatennya ditetapkan sebagai daerah wabah seperti Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten lamongan.

Termasuk, daerah Provinsi Aceh khususnya Kabupaten Aceh Tamiang  juga ditetapkan sebagai daerah daerah wabah.

“jadi Sumbar masih jadi daerah tertular berdasarkan uji laboratorium belum berdasarkan pernyataan Menteri Pertanian,” tuturnya.(TribunPadang.com/Rahmat Panji/M Hafiz Ibnu Marsal)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved