Wapres Kunjungi Bukittinggi
Sumbar Disambangi Wapres dan 2 Menteri, Asrinaldi: Momentum Gubernur Ngomong ke Luhut soal Jalan Tol
Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi mengatakan kedatangan tiga orang penting itu ke Sumbar harus dimanfaatkan oleh Pemprov Sumbar
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Kedatangan Wakil Presiden RI Maruf Amin, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Sumatera Barat hendaknya bisa dimanfaatkan Pemprov Sumbar.
Tiga pejabat pusat itu sambangi Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat pada hari Selasa (12/4/2022).
Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi mengatakan kedatangan tiga orang penting itu ke Sumbar harus dimanfaatkan oleh Pemprov Sumbar untuk menyakinkan pemerintah pusat bahwa persoalan investasi, intoleransi, hingga terorisme bukan watak orang Sumbar.
Baca juga: Kawasan Jam Gadang Bukittinggi Dijaga Ketat Jelang Kedatangan Wapres Maruf Amin
Baca juga: Makna Simbolik di Balik Kedatangan Wapres, Luhut dan Sandiaga Uno ke Sumatera Barat
"Itu harus ditunjukkan agar pusat ramah membantu dan mau memfasilitasi kebutuhan warga Sumbar, momentum itu harus diambil oleh Pemda," ujar Asrinaldi.
Catatan pentingnya, menurut Asrinaldi bahwa Sumbar memang istimewa di mata pusat, dan harus dijaga oleh pemda dan masyarakatnya.
Ia berpandangan momentum bagi Gubernur Sumbar, Mahyeldi ialah berkomunikasi dengan Menteri Marves Luhut, utamanya soal jalan tol.
"Termasuk ke Marves, misalnya permintaan untuk tidak menunda lagi proses pengerjaan jalan tol. Minta ke Pak Luhut kalau Gubernur cerdik, bisa itu," ucapnya.
Selain itu, Gubernur dan pejabat daerah lainnya dapat meyakinkan rombongan pusat bahwa kota di Sumbar bukan intolerans.
Baca juga: BREAKING NEWS: Wapres Maruf Amin Launching Gernas Bangga Buatan Indonesia Siang Ini di Bukittinggi
Misalnya dengan membeberkan alasan parameter riset yang bias dan segala macamnya.
Kemudian menyampaikan bahwa terorisme bukan karakter orang Sumbar, dengan asumsi tidak pernah ada dalam sejarah di teroris dari Sumbar.
"Kalau soal PRRI itu beda, itu bukan terorisme," imbuhnya.
Doktor sekaligus pengajar di Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas ini menilai, hal-hal tersebut harus diyakinkan, sehingga pusat terus memberikan perhatian kepada Sumbar.
"Sejarah mencatat, Sumbar ini dari zaman kemerdekaan punya tempat khusus di republik ini," pungkas Asrinaldi.
Makna Simbolik