Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Raya Padang Masih Tinggi, Pedagang: Untungnya Tipis hanya Seribu
Pedagang minyak goreng kawasan Pasar Raya Padang Datuak (60) menjual minyak goreng curah Rp 18 ribu per kilo.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pedagang di kawasan Pasar Raya Padang belum bisa menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06 Tahun 2022.
Dalam aturan tentang tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit, tersebut harga minyak goreng curah dibanderol dengan harga Rp 14 ribu perliter dan Rp 15.500 perkilo.
Sementara di Pasar Raya Padang, harganya masih bervariasi.
Baca juga: Stok Minyak Goreng Curah Masih Susah, Pedagang Pasar Raya Padang Belanja ke Sesama Pedagang
Baca juga: Minyak Goreng Relatif Sulit Didapat, Produksi Bawang Goreng di Kuranji Kota Padang Sempat Terhenti
Pedagang minyak goreng kawasan Pasar Raya Padang Datuak (60), terpaksa menjual minyak goreng curah Rp 18 ribu per kilo.
Ia mengaku bisa membanderol dengan harga tersebut karena mengambil untung tipis.
"Saya ambil untuk tipis saja untuk jaga langganan paling cuma Rp 1 ribu saja untungnya, lagian stok saya juga tidak banyak," katanya Jumat (25/3/2022).
Berbeda dengan Datuak, Hendri (46) menjual minyak curah lebih mahal Rp 2 ribu per kilonya.
Hendri menjual menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 20 ribu per kilo.
"Harganya sih masih sama, kalau saya jualnya seharga Rp 20 ribu per kilo, bagaimana bisa jual murah kalau di distributornya dapat segitu," tuturnya, Jumat (25/3/2022).
Senada dengan itu, pedagang minyak goreng curah lainnya, Sudirman (65) menyampaikan butuh waktu berjam-jam untuk mendapatkannya.
"Meskipun sudah bisa dapat stok, akan tetapi tetap saja butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Harus antre panjang seperti SPBU saja untuk beli stok migor, itupun dapatnya tidak banyak,"
Hal ini menyebabkan pedagang tidak bisa menjual minyak goreng curah sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.
"Pertama, perjalanan ke tempat antrean butuh biaya, kemudian nanti toko kami tinggal sudah berapa penjualan kami yang tertinggal, kalau sebentar sih tidak apa-apa ya, tapi ini bisa sampai 5 jam antrenya," katanya.
Sehingga para pedagang masih belum mampu menjual minyak goreng curah dengan harga sesuai HET minyak goreng curah yang ditetapkan pemerintah.
Kendati harga minyak goreng curah saat ini mahal, namun masyarakat tidak pernah menawar kepada pedagang.
Hal ini dikarenakan, para pembeli juga sudah mengerti kenapa harga minyak goreng mahal, terlebih minyak goreng merupakan kebutuhan pokok utama.
Warga langsung membeli tanpa tawar harga. (*)