Metode Ajar: Latihan hingga Praktik, Versi Pelatih Sekolah Tinggi Ilmu Beruk di Kota Pariaman

Satwa monyet jenis beruk, yang dikenal sebagai primata andal dalam hal memanjat pohon, sekaligus memetik buah kelapa.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
Tribunnews.com
Suasana Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) yang berlokasi di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) saat masih beroperasi. 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Satwa monyet jenis beruk, yang dikenal sebagai primata andal dalam hal memanjat pohon, sekaligus memetik buah kelapa.

Namun, untuk diketahui beruk ini ternyata perlu dilatih hingga piawai memetik buah kelapa hingga mengenal dan membedakan jenis kelapa tua ataupun muda.

Ternyata, butuh waktu dan metode ajar yang tepat hingga seekor beruk ahli dalam bidang tersebut.

M Nasir (58) seorang warga Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, yang membeberkan trik khususnya.

Sejauh ini lanjut Nasir sedikitnya ada lima tahap pembelajaran hingga seekor beruk dapat menjadi ahli pemetik buah kelapa dengan jumlah yang banyak dan juga waktu yang singkat.

Namun, kata dia, setiap individu satwa lama pembelajarannya berbeda-beda, contohnya, secara garis besar beruk yang liar lebih lama untuk mengajarinya, ketimbang beruk yang sudah jinak.

"Melihat beruknya juga, kalau beruk jinak akan cepat pandai, kalau beruk liar tentu lebih lama. Untuk menjinakkan beruk liar saja butuh waktu sekira satu bulan bahkan lebih," ujar Nasir kepada wartawan, Minggu (20/2/2022).

Ia menjelaskan, tahap awal pembelajarannya ialah pengenalan diri kepada beruk selama tiga bulan, termasuk memberi makan, minum, hingga memandikan beruk.

"Beruk diajak jalan-jalan, sambil memberi minumnya, kita minum dia juga minum," ucapnya.

Ia melanjutkan, jika beruk yang dipelihara jumlahnya lebih dari satu ekor, maka beruk yang ada tetap diajak jalan-jalan, namun secara bergantian perharinya.

"Ganti-gantian membawa beruknya jalan-jalan, jadi satu satwa tidak setiap hari," kata dia.

Beruk liar yang diajar, kata dia, akan lebih cepat menjadi jinak bila semakin sering melihat orang banyak.

Kemudian, ciri-ciri beruk yang mulai jinak ialah ketika beruk, tidak rakus atau berusaha merebut makanan dari orang.

Baca juga: Misi Simone Inzaghi di Laga Inter Milan Vs AS Roma, Ingin Balas Kekalahan saat Lawan AC Milan

Baca juga: Kunjungi Kota Pariaman, Sandiaga Uno Pantau Potensi Desa Wisata Apar dan Lihat Atraksi Beruk

"Saat beruk melihat orang membawa makanan, beruknya kemudian akan menjulurkan tangannya, kalau di beri, ia makan, begitulah beruk yang sudah jinak itu," papar dia.

M Nasir yang sudah puluhan tahun memelihara satwa beruk ini menjelaskan, untuk tahap selanjutnya, selama dua bulan beruk belajar mengenal kelapa.

Adapun buah kelapa itu yang dipangcang di tengah pohon kelapa.

Selanjutnya, beruk dilatih memutar atau memelintir kelapa bolong, yang ditaruh dengan media kayu.

"Diajar memelintir dulu, setelah itu baru manjat batang pohon hingga mengenali buah kelapa hingga beruk paham," kata Nasir.

Lebih lanjut, satwa beruk itu belajar menjatuhkan buah kelapa yang digantung di pertengahan pohon kelapa.

Terakhir, beruk diajarkan untuk mengetahui mana kelapa tua dan mana kelapa yang muda.

"Jika sudah melalui tahapan itu, beruk siap untuk praktik di lapangan hingga diserahkan kepada pemiliknya," kata Nasir yang pernah menjadi pelatih beruk di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) Kota Pariaman.
(TribunPadang.com/Wahyu Bahar)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved