Penemuan Bayi di Tanah Datar
Pengakuan Pelaku Pembuangan Bayi di Tanah Datar, Sempat Cari Panti Asuhan tapi Tidak Ada yang Mau
Pelaku pembuangan bayi di Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) akhirnya menyesali perbuatannya.
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Rizka Desri Yusfita
Laporan jurnalis TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, TANAH DATAR - Pelaku pembuangan bayi di Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) akhirnya menyesali perbuatannya.
Mereka adalah dua orang remaja yang masing-masing berinisial F (20), warga Riau yang merupakan ayah si bayi dan S (17), warga Salimpaung, ibu bayi.
Kini mereka terpaksa harus berurusan dengan polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah diperbuat.
"Kami sudah panik sekali, Pak, tidak tahu lagi mau dimana anak ini kami sembunyikan," ujar F yang tertunduk lesu saat diinterogasi penyidik di Mapolsek Salimpaung, Jumat (11/2/2022) malam.
Dihadapan penyidik, F pun menceritakan kenapa sampai hati membuang darah dagingnya.
Baca juga: Kronologi Penemuan Bayi di Sebelah Rumah Warga Salimpaung Tanah Datar, Dibedung Jaket Hitam Putih
Baca juga: Titik Terang Kasus Penemuan Bayi di Tanah Datar, Hasil Penyelidikan: Lahir Dibantu Tenaga Medis
Ia mengatakan, ihwal kasus ini bermula pada Rabu (9/2/2022) lalu, ketika ia mendapat kabar dari sang kekasih, S, bahwa bayi yang dikandungnya telah dilahirkan.
Seketika itu, ia pun langsung bergegas ke rumah S yang tak jauh dari tempat ia tinggal, yaitu di rumah orang tua angkatnya.
Rasa bahagia yang dirasakan bercampur aduk dengan rasa takut.
Sebab, di samping kelahiran si buah hati yang ditunggu-tunggu, bayi itu juga merupakan hasil hubungan terlarangnya dengan S, karena berhubungan di luar nikah.
"Kami ketika itu langsung ke puskesmas, Pak. Karena tali pusarnya belum di potong, Pak," terangnya.
Baca juga: Polisi Amankan Pelaku Pembuangan Bayi di Tanah Datar, Terancam 5 Tahun Penjara
F menuturkan, ketika itu ia membawa kekasihnya ke Puskesmas Biaro di Kota Bukittinggi dengan motor miliknya agar S mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Dalam perjalanan, bayi yang baru saja dilahirkan hanya dibalut dengan kain dan dipeluk si ibu.
"Kenapa tidak saya bawa ke Puskesmas Salimpaung yang dekat Pak, karena sesuai permintaan dia, saya kan tidak tahu betul jalan di sini dan dituntun ke sana," ucapnya.
Dia melanjutkan, berangkat siang hari dari kediaman S, ia sampai di Puskesmas Biaro menjelang sore, sekitar pukul 15.00 WIB.