Angin Puting Beliung di Padang

Update Angin Puting Beliung di Padang, BMKG : Terjadi di Daerah, yang Karakter Hangat dan Lembab

Berikut update angin puting beliung menghantam rumah warga di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Senin (24/1/2022)

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/reziazwar
Rumah warga yang diterbangkan angin di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (24/1/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Berikut update angin puting beliung menghantam rumah warga di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Senin (24/1/2022).

Akibatnya, atap rumah warga diterbangkan oleh angin tersebut.

Kepala seksi observasi dan informasi BMKG Padang Pariaman Yudha Nugraha mengatakan, puting beliung dapat terjadi pada daerah manapun baik di darat, lautan, maupun pegunungan sepanjang kriteria pembentukannya terpenuhi.

Yudha Nugraha menjelaskan, puting beliung terjadi akibat adanya daerah yang memiliki karakter hangat dan lembab pada pagi dan siang hari.

Menurut Yudha Nugraha, hal itu turut mendukung tumbuhnya awan konvektif kuat Cumulonimbus.

Pada saat tumbuh awan Cumulonimbus tersebut dengan dasar awan gelap, terjadi pola pergerakan angin memutar yang kencang.

Sedangkan, bersifat merusak berbeda dengan fenomena angin kencang (gust) yang tidak terdapat pusaran angin.

"Puting beliung dapat terjadi di daerah yg sama ataupun daerah baru sepanjang kondisinya memenuhi," sebut Yudha Nugraha.

Rumah warga yang diterbangkan angin di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (24/1/2022).
Rumah warga yang diterbangkan angin di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (24/1/2022). (TribunPadang.com/reziazwar)

Baca juga: Angin Puting Beliung Hantam 2 Rumah Warga di Padang, Awalnya Angin Kencang Kemudian Hujan

Yudha Nugraha mengungkapkan, puting beliung umumnya terjadi pada saat periode transisi atau pancaroba.

Hal itu karena pada saat pancaroba kondisi cuaca cenderung hangat dan lembab, serta perubahan kondisi cuaca cukup cepat.

Yudha Nugraha menegaskan, proses terjadinya puting beliung terjadi dan berakhir secara cepat (rapid onset).

Bahkan sampai saat ini masih belum dapat diprediksi dalam tempo panjang.

Namun perlu diwaspadai apabila kondisi cuaca berubah drastis dari kondisi cerah, hangat, dan lembab menjadi gelap, dingin.

Kemudian, mulai timbul angin karena dapat berkembang menjadi fenomena puting beliung. 

"Tentunya dampak puting beliung dapat berkurang apabila memperkuat struktur bangunan, maupun menghindari objek-objek rapuh," ujar Yudha Nugraha.

Baca juga: Seluruh Daerah di Sumbar Sudah Boleh Vaksinasi Anak 6-11 Tahun, Dinkes: Tunggu Kedatangan Vaksin

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved