Kaba Cadiak Pandai

Kaba Cadiak Pandai: BKSDA Sumbar Tengahi Konflik Manusia dan Satwa Liar, Ardi Andono: Kearifan Lokal

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ardi Andono menyebutkan bahwa konflik manusia dan satwa liar masih berlangsung di wil

Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA/DOK.BKSDA SUMBAR
Proses dan upaya pencarian korban diduga diterkam buaya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Senin (17/1/2022). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ardi Andono menyebutkan bahwa konflik manusia dan satwa liar masih berlangsung di wilayah tugasnya.

Pihak BKSDA Sumbar, mengidentifikasi konflik tersebut meliputi dengan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Buaya serta Beruk yang terjadi  di wilayah Provinsi Sumbar, Senin (17/1/2022).

"Terupdate untuk konflik buaya sudah tujuh kali pada Tahun 2021. Ada lima di Sungai Batang Masang, Kabupaten Agam," kata Ardi Andono Ardi Andono di Padang, dalam Podcast Kaba Cadiak Pandai TribunPadang.com, Jumat (21/1/2022) siang.

Sejauh ini menurut Ardi Andono, perlu kearifan lokal dalam menengahi konflik antara manusia dan satwa liar.

Dalam program bincang Kaba Cadiak Pandai, Ardi Andono megulas seputar konflik manusia dengan satwa liar serta penangananannya. Di antarany, yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, dan Agam dalam wilayah Provinsi Sumbar.

Sebagaimana diketahui, akibat konflik tersebut hingga jatuhnya korban seorang bocah perempuan umur 9 tahun diterkam buaya belum lama ini.

 

Baca juga: BKSDA Sumbar Sebut Sungai Batang Masang Memang Habitat Buaya, Evakuasi Langkah Terakhir

Proses dan upaya pencarian korban diduga diterkam buaya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Senin (17/1/2022).
Proses dan upaya pencarian korban diduga diterkam buaya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Senin (17/1/2022). (ISTIMEWA/DOK.BKSDA SUMBAR)

Ardi Andono berpesan, untuk pencarian buaya yang lebih efektif pada malam hari menggunakan senter.

"Karena mata buaya akan terpantau terang saat disenter," kata Ardi Andono

Semula, pihaknya telah memberikan imbauan kepada masyarakat yang berada di Batang Masang.

"Kalau di kawasan Sungai Batang Masang sudah disosialisasikan dan pemasangan plang.

Mungkin masyarakat sudah lupa, jadi akan ditingkatkan lagi sosialisasinya," katanya.

Papan larangan terkait buaya lokasi habitat buaya ini akan segera dipasang oleh pihaknya.

"Kami juga berharap adanya partisipasi dari perkebunan sawit yang di dalamnya ada habitat buaya," katanya.

Diharapkannya, lokasi habitat buaya di dalam kebun sawit dapat dijadikan lokasi penangkaran buaya.(TribunPadang.com/Rezi Azwar)

 
 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved