Keragaman pada Teks “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”

Simak pembahasan soal dan kunci jawaban tema 8 kelas 5 SD halaman 44 dan 45 Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 6.

Editor: Mega Satriani Purwaningtyas
Buku Tematik
Simak Pembahasan Soal dan Kunci Jawaban Buku Tema 8 Kelas 5 SD/MI Halaman 44 dan 45. 

4. Apa yang sebaiknya kamu lakukan dalam upaya ikut melestarikan permainan tradisional?

Jawaban:

Tindakan yang dapat saya lakukan dalam upaya ikut melestarikan permainan tradisional adalah dengan melakukan permainan tersebut bersama teman dalam kehidupan sehari-hari pada saat waktu bermain tiba.

Baca juga: Apa Ciri-Ciri Lagu Bertangga Nada Mayor? Berikut Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 37

Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak

Pada hari Minggu, 11 Desember 2016 digelar acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Acara ini biasa digelar setiap tahun. Tujuan digelarnya acara ini adalah supaya anak Indonesia mengenal keragaman lingkungan dan kebudayaannya.

Saat ini anak-anak dibanjiri dengan permainan digital melalui alat-alat elektronika. Dengan permainan digital itu anak merasa tidak perlu bermain dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi jurus ampuh agar anak-anak kembali kepada nilai-nilai kebersamaan. Hal tersebut setidaknya diutarakan Zaini Alif dari Komunitas Hong saat di acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia.

Zaini Alif mengatakan, “Permainan tradisional itu aset budaya bangsa yang sekarang mulai ditinggalkan, karena munculnya gadget. Kita tidak antipatipada gadget, tapi bagaimana menyeimbangkan gadget dengan permainan tradisional, karena permainan tradisional mengajarkan nilai, etika, dan identitas budaya bangsa.”

“Banyak permainan tradisional di Indonesia yang tidak hanya menyajikan keseruan, tapi juga kaya nilai-nilai. Misalnya di Jawa ada permainan dingklik oglak aglik, di Sunda ada perepet jengkol, dan sebagainya. Keragaman itu mengajarkan bagaimana kita toleran atas perbedaan. Jadi perbedaan bukan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan, justru itu bisa menjadi suatu keunggulan,” kata Zaini.

Anak-anak zaman sekarang merupakan generasi emas para pemimpin bangsa di era 100 tahun Indonesia. Kita mengharapkan tiga puluh tahun lagi generasi ini adalah generasi yang dapat mengenali keragaman bangsa, bertoleransi, serta menjaga dan melestarikan kebudayaan.

Sumber: lifestyle.liputan6.com

*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal di atas sebagian besar berupa pertanyaan terbuka. Artinya, ada beberapa jawaban alternatif lainnya yang tidak terpaku seperti di atas.

(TribunPadang.com)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved