Advertorial

Tausiyah Ustadz Abi Makki di PT Semen Padang; Meneladani Rasulullah, yang Tawadhu dan Qanaah

Seiring momentum Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah, PT Semen Padang menggelar Tabligh Akbar menghadirkan Ustadz Abi Makki

Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA/DOK.HUMAS PT SEMEN PADANG
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah, PT Semen Padang menggelar Tabligh Akbar menghadirkan Ustadz Abi Makki secara virtual pada Selasa (19/10/2021). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Seiring momentum Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah, PT Semen Padang menggelar Tabligh Akbar menghadirkan Ustadz Abi Makki secara virtual pada Selasa (19/10/2021).

Pada Tabligh Akbar dengan tema "Meneladani Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW yang Tawadhu dan Qanaah” itu Ustadz yang kerap tampil di TV swasta nasional itu mengingatkan insan PT Semen Padang untuk meneladani Nabi Muhammad SAW, karena Rasulullah adalah contoh yang paling baik, contoh yang paling benar bagi umat manusia.

“Dari segi ibadahnya , tidak ada manusia yang mampu menandingi Rasulullah. Dari zikirnya, salatnya dan apapun syukurnya. Rasulullah SAW itu luar biasa. Bahkan, Allah SWT pun mengabadikan pujian terindah untuk baginda Rasulullah Muhammad SAW,” kata Pembina di Yayasan Pesantren Qoshrul Muhajirin (TK IT, SD IT, SMP IT) itu.

Tabligh Akbar itu diikuti sekitar 300 orang peserta yang berasal dari insan perusahaan Semen Padang Group, dan direksi dan jajaran komisaris PT Semen Padang.

Ustadz Abi Makki mengatakan, Rasulullah memiliki akhlak yang di atas rata-rata yang pernah ada di muka bumi ini. “Memang, semua nabi akhlaknya mulia, semua nabi akhlaknya agung, semua nabi akhlaknya tinggi, tapi Rasululah SAW akhlaknya di atas para nabi," katanya.

Rasulullah, katanya, dari cara bergaul patut dipuji, menjadi pemimpin dan saat dipimpin, patut dipuji, menjadi anak patut dipuji.

Bahkan berperan sebagai apapun, Baginda Muhammad SAW berhak untuknya mendapatkan pujian, karena tidak ada sekecil apapun kekurangan yang dimiliki oleh Baginda Muhammad SAW. Itu karena beliau memiliki sifat thawadu'.

Thawadu' adalah rendah hati, tawadu’ ini lawannya sombong. Sifat orang sombong yang paling menonjol itu adalah paling senang dipuji dan mengharapkan pujian. Kesombongan ini tidak pernah diwariskan oleh Adam, tidak pernah diwariskan oleh Nabi Nuh, Hud dan selanjutnya para nabi.

"Sombong itu adalah sifat iblis. Rasulullah SAW mengatakan, ‘Tidak akan pernah mencium bau surga kalau dalam hati seseorang masih ada satu titik kesombongan, karena itu warisan dari pada iblis”

Ia menyebut bahwa para ulama mengatakan, seandainya manusia yang hidup di dunia ini memahami kalau puji itu milik Allah, maka semua akan damai, akan tenang, akan tentram.

"Hancurnya bumi ini, hancurnya suatu tempat, karena di situ ada orang yang ingin mendapatkan pujian. Padahal, pujian itu milik Allah SWT," kata ustadz yang sering mengisi kajian Ramadhan di beberapa stasiun radio anak muda seperti Prambros, GenFM, dan lain sebagainya.

Dia menyebut bahwa tidak ada perilaku yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti cara minum, diajarkan, cara tidur diajarkan, cara menguap diajarkan, cara bersin, cara pakai sandal, cara pakai pakaian pun diajarkan.

Semuanya diajarkan oleh Rasulullah SAW. Menjadi ayah yang baik seperti apa? Lihat Rasulullah. Menjadi kakek yang baik seperti apa? Lihatlah Rasulullah. Menjadi mantu yang baik seperti apa? Lihat Rasulullah. Inilah uswatun hasanah (teladan yang baik).

Baca juga: Gerak Cepat, PT Semen Padang Bantu Korban Kebakaran di Tarantang

Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah, PT Semen Padang menggelar Tabligh Akbar menghadirkan Ustadz Abi Makki secara virtual pada Selasa (19/10/2021).
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah, PT Semen Padang menggelar Tabligh Akbar menghadirkan Ustadz Abi Makki secara virtual pada Selasa (19/10/2021). (ISTIMEWA/DOK.HUMAS PT SEMEN PADANG)

Baca juga: Bantu Pemerintah Cegah & Tanggulangi Covid-19 PT Semen Padang Raih Penghargaan Platinum dari Menaker

"Kalau kita makin dekat dengan seseorang, makin akrab dengan seseorang, maka yang akan ketahuan kekurangannya. Tapi tidak untuk Rasulullah SAW. Semakin kita mempelajari sirahnya (sejarah), perjalanannya,"

"kisah hidupnya, maka semakin menemukan kesempurnaan Rasulullah SAW. Semakin menemukan kesempurnaan Rasulullah SAW, maka semakin jatuh cinta kita kepada Rasulullah SAW," ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved